Tasmalinda
Kamis, 24 Juli 2025 | 22:55 WIB
Ilustrasi polisi siaga. Polisi jadi korban tipu istri polisi di Sumsel. [Ist]

SuaraSumsel.id - Di tengah angka fantastis Rp1,6 Miliar dan sorotan pada pelaku FN, ada sebuah kisah tragis tentang keputusasaan dan pengkhianatan.

Ini adalah cerita tentang Aipda Z, seorang polisi di Sumatera Selatan yang menjadi korban.

Ia tidak hanya kehilangan uang dalam jumlah besar, tetapi juga ditipu oleh seseorang yang seharusnya ia anggap "keluarga"—istri dari rekan seprofesinya.

Bayangkan berada di posisi Aipda Z. Karir yang telah ia bangun bertahun-tahun berada di ujung tanduk, dengan bayang-bayang sanksi PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) yang menakutkan.

Di tengah kegelapan itu, datanglah FN, menawarkan cahaya di ujung terowongan.

Bagi Aipda Z, tawaran FN mungkin terdengar seperti jawaban atas doanya.

Ia datang dari lingkungan yang sama, seorang istri polisi yang semestinya bisa dipercaya.

Dengan janji bisa "mengurus" kasusnya, FN berhasil memancing Aipda Z untuk menyerahkan uang yang tak sedikit, menguras tabungan dan mungkin memaksanya berutang.

Harapannya untuk menyelamatkan seragam dan kehormatannya ia gantungkan pada FN.

Baca Juga: Oknum Bhayangkari di Sumsel Peras Rp1,6 Miliar, Janjikan Bebas PTDH dan Lulus Bintara

"Sangat mudah untuk menghakimi korban, tetapi kita harus memahami tekanan psikologis yang ia hadapi. Ancaman kehilangan pekerjaan adalah salah satu stresor terbesar dalam hidup," ujar seorang psikolog sosial.

Yang membuat kasus ini begitu menyakitkan bagi Aipda Z adalah sumber penipuannya. Ia tidak ditipu oleh orang asing, melainkan oleh "Ibu Bhayangkari," seseorang dari komunitasnya sendiri. Ini adalah pengkhianatan berlapis yang tidak hanya merugikan secara finansial tetapi juga menghancurkan rasa percaya.

Kini, Aipda Z harus menghadapi kenyataan pahit: uangnya lenyap, dan ancaman PTDH masih nyata.

Sementara FN menjadi tersangka, Aipda Z harus berjuang memulihkan tidak hanya kerugian materi, tetapi juga mental dan reputasinya.

Kisahnya menjadi pengingat pedih bahwa di saat paling rentan, bahaya bisa datang dari tempat yang paling tak terduga.

Jika berada di posisi korban yang putus asa, apakah Anda bisa memahami mengapa mereka mudah percaya pada janji calo?

Load More