SuaraSumsel.id - Mantan Wakil Wali Kota Palembang sekaligus eks Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, berani angkat suara usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah biaya pengganti pengelolaan darah di PMI Kota Palembang periode 2020–2023.
Dalam keterangannya kepada awak media, Fitrianti membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa dana yang dikelola PMI bukan merupakan dana hibah.
Ia menyebut laporan keuangan PMI sudah melalui audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan tidak ditemukan adanya kerugian negara.
“Tolong dicatat, PMI Palembang tidak pernah ada dana hibah. Dana yang dikelola sudah diperiksa oleh BPK dan tidak ada kerugian negara,” tegas Fitrianti di hadapan wartawan, Selasa (8/4/2025) malam.
Baca Juga: Terungkap Alasan Diskotik Darma Agung Club 41 Palembang Operasi Tanpa Izin
Meski membantah tuduhan tersebut, Kejaksaan Negeri (Kejari) Palembang melalui Kepala Kejari, Hutamrin SH, MH, menyatakan penetapan tersangka terhadap Fitrianti Agustinda (FA) dan suaminya, Dedi Sipriyanto (DS) yang juga anggota DPRD Palembang didasarkan pada proses penyidikan yang sah dan berdasarkan dua alat bukti yang kuat sesuai dengan pasal 184 KUHAP.
“FA dan DS telah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan biaya pengganti pengolahan darah di PMI Kota Palembang tahun 2020 hingga 2023,” jelas Kajari Hutamrin.
Ia mengungkapkan bahwa keduanya awalnya diperiksa sebagai saksi. Namun setelah dilakukan penyidikan mendalam, status mereka dinaikkan menjadi tersangka karena diduga memiliki peran aktif dalam penggunaan dana yang tidak sesuai peruntukannya.
“Peningkatan status dari saksi ke tersangka adalah hasil dari penyidikan yang intensif. Kami menjunjung tinggi proses hukum yang berlaku dan tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah,” tambahnya.
Dalam perkara ini, kedua tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001, serta Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Baca Juga: Bank Sumsel Babel Gelar Halal Bihalal: Momentum Rajut Kebersamaan Raih Keberkahan
Selain itu, penyidik juga menjerat dengan Pasal 3 UU Tipikor untuk memperkuat dasar hukum penetapan tersangka.
Berita Terkait
-
Ridwan Kamil Temui Lisa Mariana di Palembang saat Tinjau Proyek Islamic Center
-
6 Koleksi Mobil Suami Fitrianti Agustinda, Bertambah Selama Periode Korupsi
-
Jejak Digital Artis yang Mendukung Fitri Agustinda, Eks Wawako Palembang Tersandung Korupsi
-
Tim Hukum Ridwan Kamil Layangkan Tantangan Terbuka ke Lisa Mariana Soal Pembuktian
-
Pendidikan dan Prestasi Mentereng Fitrianti Agustinda, Kini Tersandung Kasus Korupsi
Tag
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
Terkini
-
Tertipu Jasa Tukar Uang Bodong, IRT Palembang Kehilangan Rp 21,6 Juta untuk THR
-
Pulang: 121 Puisi Aina Rumiyati Aziz dari Dieng hingga Peluncuran di Palembang
-
UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
-
Usai Fitrianti Ditahan, Harnojoyo Diperiksa Kejaksaan: Dugaan Korupsi Apa?
-
Lepas Kemeriahan Lebaran, Emas Digadai Warga Palembang untuk Sekolah Anak