SuaraSumsel.id - Warga Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) sepekan terakhir digemparkan dengan penemuan jasad siswi SMP di kawasan pemakaman Tionghoa. Siswi SMP ditemukan warga di kawasan tersebut dalam kondisi mengenaskan.
Penemuan jasad ini pun kemudian diselidiki pihak kepolisian. Dari proses visum yang dilakukan diketahui jika korban mengalami rudapaksa, dan sejumlah luka di bagian tubuhnya.
Polisi pun melakukan pengembangan atas kasus ini, yang kemudian berhasil mengungkap empat pelajar yang ditetapkan sebagai tersangka. Nan mengejutkan dan membuat miris kasus ini, para pelaku tersebut masih berusia di bawah umur.
Kriminilog Universitas Muhammadiyah Palembang Martini Idris mengungkapkan situasi yang dialami anak-anak yang bermasalah dengan hukum seperti pada kasus pembunuhan siswi SMP ini juga cukup kompleks.
Otak rencana rudapaksa yang berakhir pembunuhan ini diketahui masih berusia 16 tahun. Polisi mengungkapkan jika perkara ini bermula dari sakit hati pelaku karena cintanya ditolak korban.
Pelaku tidak terima perasaan cintanya tersebut ditolak maka mengajak ketiga teman lainnya merencanakan dan melakukan rudapaksa nan berujung pembunuhan.
Polisi pun mengungkapkan jika motif perkara bukan hanya karena perasaan cinta pelaku ditolak selain itu juga karena pengaruh film porno. Di ponsel otak pembunuhan ditemukan sejumlah film porno yang disimpan dan diakui telah ditonton berkali-kali.
Martini menjelaskan anak-anak yang bermasalah atau berkonflik dengan hukum dilindungi dengan UU nomor 17 tahun 2016 mengenai UU perlindungan anak.
"Saya berpendapat, hal yang mendasari anak-anak melakukan hal tersebut (rudapaksa dan pembunuhan) karena tidak ketatnya pengawasan orang tua. Anak-anak tidak dibekali dengan pengetahuan terutama agama," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Minggu (8/9/2024).
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Siswi SMP Palembang: Keluarga Pelaku Minta Anaknya Dibina di Panti
Pada situasi ini, anak-anak tersebut cenderung mencari lingkungan pertemanan di luar rumah yang kerap salah pergaulan (cycle).
"Cycle yang dipilih karena mereka tidak menemukan kenyamanan di rumah dan akhirnya memilih keluar rumah, namun cycle yang mereka temukan ternyata tidak baik. Seperti ditemukan situs porno, artinya tidak ada yang melakukan pengawasan dan tidak ada pula tempat mereka bertanya dan memfilter anak-anak tersebut," ujarnya menjelaskan.
Seorang anak-anak memiliki kecenderungan untuk melakukan kegemaran (main) dengan mencari lingkungan yang nyaman dan membuat mereka bahagia.
"Sayagnya mereka tidak mendapatkan di lingkungan rumah. Rasa nyaman dan bahagia dengan mencari lingkungan di luar rumah namun ternyata salah pilih pergaulan (cycle). Saya rasa anak-anak ini tidak mengetahui (jika menonton situs porno tidak boleh di usia mereka), tidak ada pula yang mengarahkan dan memberi tahu," ucapnya menjelaskan.
Dengan demikian, ia menegaskan pada anak-anak yang berkonflik dengan hukum hendaknya dikembalikan kepada negara.
"Dari kasus ini, kita bisa menyimpulkan jika hulu masalahnya ialah keluarga. Mungkin karena dari keluarga sederhana, orang tua sibuk bekerja, mereka terabaikan secara pengawasan. Karena itu, anak-anak demikian jangan dikembalikan ke rumah/orang tua, namun negara harus berperan di sini," ujarnya.
Berita Terkait
-
Kasus Pembunuhan Siswi SMP Palembang: Keluarga Pelaku Minta Anaknya Dibina di Panti
-
Tragedi Pembunuhan Siswi SMP di Palembang Ternyata Akibat Pengaruh Film Porno
-
Hasil Tes Urine 4 Bocil Pembunuh Siswi SMP di Palembang
-
Berlangsung Sejak Agustus 2024, Karhutla di Sungai Rotan Muara Enim Mencapai 53 Hektare
-
OKU Timur Buka Akses Perbankan di Wilayah Pesisir Komering
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Yuk Merapat! Bank Sumsel Babel Hadir di Pagar Alam Coffee Festival 2025
-
PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Darurat untuk Korban Banjir di Aceh, Sumut, dan Sumbar
-
Sampah Palembang Jadi Energi? Riset Ungkap Potensinya Setara 2,3 Juta Tabung Elpiji per Tahun
-
Bank Sumsel Babel Hadirkan Layanan Syariah di Tugumulyo OKI, Akses Keuangan Kini Lebih Dekat
-
Bandara SMB II Siaga Jelang Nataru, Layanan 24 Jam Disiapkan demi Antisipasi Lonjakan Penumpang