Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Senin, 01 November 2021 | 06:05 WIB
Foto udara suasana lalu lintas di ibukota Provinsi Sumsel, Palembang [13/5/2021}. [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]

SuaraSumsel.id - Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Yuwono M Biomed memprakirakan Sumsel bisa bebas dari pandemi COVID-19 pada awal tahun 2022.

Namun hal tersebut harus didukung dalam penghitungan jumlah kasus baru yang konfirmasi positif  terinfeksi virus tersebut saat ini terus berkurang, atau dengan kata sembuh banyak.

“Kondisi penyebaran yang terus mereda ini sebuah pertanda baik sehingga Sumsel mempunyai harapan di akhir tahun nanti terbebas dari pandemi ini,” kata Yuwono di Palembang, Minggu.

Melansir ANTARA, konsistensi dalam menekan penyebaran kasus COVID-19 menjadi syarat untuk mencapai keterbebasan tersebut.

Baca Juga: Kader Partai Gerindra Sumsel Usung Prabowo Jadi Presiden 2024

Apabila kondisi penyebaran pada September hingga Oktober ini bisa dipertahankan sampai beberapa bulan ke depan, maka selambat-lambatnya akhir tahun atau awal tahun bisa diumumkan endemi.

“Kasus penyebaran COVID-19 harus terus ditekan seminim mungkin di bawah 100 ribu kasus perbulannya. Bila itu berhasil dilakukan maka prakiraan tadi sangat mungkin terealisasi,” ujar Yuwono juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) ini.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan mencatat secara kumulitif dari 17 kabupaten/kota per Sabtu (30/10) hanya tersisa tiga kasus konfirmasi positif COVID-19.

Lalu untuk angka kesembuhan bertambah 28 orang menjadi 56.726 kasus dari sebelumnya 56.692 orang se Sumatera Selatan, per Jumat (29/10) dan kasus kematian tidak ada.

“Kabupaten Musi Banyuasin menjadi salah satu daerah yang berhasil menekan penyebaran  COVID-19, dari 11 konfirmasi aktif menjadi 0 sejak Jumat (29/10),” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy.

Baca Juga: Pelita dari Energi Bersih Perut Bumi Sumsel

“Vaksinasi terus kami dorong bersama Forkompimda menerapkan program “Keroyok Vaksin” untuk mencapai kekebalan kelompok 70 persen dari 6,3 juta penduduk sasaran vaksinasi,” tandasnya. (ANTARA)

Load More