Fakta Hasil Visum Dosen EY di Jambi: Luka di Kepala 13 Sentimeter dan Dugaan Kekerasan Seksual

Dokter forensik dr. Sepriyedi, yang memeriksa jenazah korban, menjelaskan bahwa kepala bagian belakang korban mengalami luka lebam besar dengan panjang sekitar 13 sentimeter.

Tasmalinda
Senin, 03 November 2025 | 14:39 WIB
Fakta Hasil Visum Dosen EY di Jambi: Luka di Kepala 13 Sentimeter dan Dugaan Kekerasan Seksual
Dosen di Jambi menjadi korban pembunuhan anggota polisi
Baca 10 detik
  • Hasil visum menunjukkan luka di kepala korban sepanjang 13 sentimeter akibat benturan keras.

  • Polisi menemukan cairan diduga sperma di celana korban yang mengarah pada dugaan kekerasan seksual.

  • Korban diduga tewas sekitar 12 jam sebelum ditemukan di rumahnya di Kabupaten Bungo, Jambi.

SuaraSumsel.id - Fakta baru kembali terungkap dari kasus pembunuhan tragis Erni Yuniarti (37), dosen perempuan yang ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, Perumahan Al-Kausar, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo.
Hasil pemeriksaan medis dari RSUD H Hanafie Muara Bungo mengonfirmasi adanya luka parah di kepala sepanjang 13 sentimeter dan indikasi kekerasan seksual sebelum korban meninggal dunia.

Dokter forensik dr. Sepriyedi, yang memeriksa jenazah korban, menjelaskan bahwa kepala bagian belakang korban mengalami luka lebam besar dengan panjang sekitar 13 sentimeter dan lebar 10 sentimeter.
Luka tersebut diduga kuat disebabkan oleh benturan benda tumpul dengan kekuatan tinggi.

“Dari hasil pemeriksaan luar, ada luka memar besar di kepala bagian belakang. Diduga akibat hantaman benda keras,” ujar dr. Sepriyedi kepada wartawan, Minggu (2/11/2025).

Selain luka di kepala, wajah korban juga menunjukkan memar segar dan lebam di kedua pipi, menandakan korban sempat mengalami kekerasan fisik sebelum tewas.

Baca Juga:Terungkap! Oknum Polisi di Jambi Akui Bunuh Dosen Kekasihnya Gara-Gara Cemburu

Hasil visum juga mengungkap memar di bagian leher dan kedua bahu korban.
Tim medis menduga luka tersebut muncul akibat cekikan atau tekanan keras saat korban berusaha melawan pelaku.

“Leher dan bahu korban terdapat tanda tekanan kuat. Itu menunjukkan korban sempat berusaha melawan,” tambahnya.

Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa pembunuhan dilakukan secara brutal dan disertai kekerasan berulang terhadap tubuh korban.

Yang paling mengejutkan, hasil pemeriksaan juga menemukan cairan mencurigakan pada celana korban.
Tim medis menduga cairan itu merupakan sperma, sehingga muncul dugaan kuat bahwa korban mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh.

“Kami temukan cairan di bagian celana korban. Dugaan awal adalah sperma, tapi masih menunggu hasil uji laboratorium,” jelas AKBP Natalena Eko Cahyono, Kapolres Bungo.
Polisi kini sedang menunggu hasil laboratorium forensik untuk memastikan kebenaran temuan tersebut.

Baca Juga:Detik-Detik Dosen Cantik Jambi Tewas di Rumahnya, Pelaku Oknum Polisi Kekasih Sendiri Ditangkap

Menurut dokter forensik, korban diperkirakan telah meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan.
Hal itu terlihat dari darah berwarna gelap yang keluar dari mulut dan hidung, serta tanda-tanda pembusukan awal pada beberapa bagian tubuh.

“Perkiraan waktu kematian sekitar 12 jam sebelum penemuan jasad. Kondisi tubuh menunjukkan korban sudah tak bernyawa cukup lama,” kata dr. Sepriyedi.

Korban ditemukan oleh rekannya sesama dosen pada Sabtu (1/11/2025) siang dalam posisi terbaring di kasur, tertutup sarung, dan masih mengenakan sebagian pakaian.

Sehari setelah jasad korban ditemukan, polisi berhasil menangkap Waldi alias W, seorang oknum anggota Polres Tebo yang diduga merupakan kekasih korban. Pelaku ditangkap di kontrakannya di Kabupaten Tebo, sekitar 204 kilometer dari lokasi kejadian.

“Pelaku mengaku membunuh korban karena cemburu dan emosi. Ia kami tangkap tanpa perlawanan,” ujar AKP Ilham Tri Kurnia, Kasat Reskrim Polres Bungo.

Selain membunuh korban, pelaku juga diduga membawa kabur mobil dan motor milik korban.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak