-
PT Semen Baturaja Tbk mencatat kenaikan penjualan 21 persen dan laba bersih 952 persen pada Semester I 2025.
-
Pertumbuhan ini ditopang oleh pasar Sumatera Bagian Selatan yang naik delapan persen di tengah kontraksi nasional dua persen.
-
Efisiensi biaya produksi, sinergi dengan SIG, serta inovasi teknologi produksi menjadi kunci peningkatan kinerja perseroan
SuaraSumsel.id - PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) kembali mencuri perhatian dengan capaian spektakuler di Semester I 2025. Dalam ajang Public Expose (Pubex) Live 2025 yang digelar daring pada Senin (29/9), manajemen perseroan mengungkap strategi jitu di balik lonjakan kinerja.
Penjualan semen naik 21% dan laba bersih meroket hingga 952% dibandingkan tahun lalu, sebuah pencapaian luar biasa di tengah kondisi industri semen nasional yang masih tertekan kontraksi permintaan 2%. Kunci sukses ini terletak pada dominasi SMBR di pasar Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), yang justru tumbuh 8% berkat dukungan proyek infrastruktur, perumahan, hingga sektor ritel yang terus berkembang.
Direktur Utama SMBR, Suherman Yahya, menyampaikan bahwa wilayah Sumbagsel merupakan basis utama pasar SMBR, dengan pertumbuhan yang ditopang oleh program pemerintah di sektor infrastruktur dan perumahan, proyek swasta yang terus berjalan, serta kontribusi signifikan dari sektor retail
“Walaupun secara nasional demand turun 2%, pasar SMBR di Sumatera Bagian Selatan justru tumbuh. Ini momentum bagi kami untuk terus meningkatkan pertumbuhan dengan memanfaatkan potensi pasar Sumbagsel yang merupakan pusat pertumbuhan,” ujar Suherman.
Baca Juga:Semen Baturaja Gelar Malam Apresiasi Distributor: Perkuat Sinergi, Mantapkan Langkah Menang di Pasar
Direktur Keuangan & SDM SMBR, Rahmat Hidayat juga menegaskan bahwa capaian gemilang tersebut merupakan kombinasi dari strategi efisiensi internal dan sinergi bersama SIG sebagai holding BUMN semen.
“Dari sisi internal, SMBR menekan biaya produksi agar harga pokok lebih efisien, mengoptimalkan jalur distribusi ke pasar utama, dan memperkuat konsolidasi pasar. Dari sisi sinergi dengan SIG, SMBR mendapatkan skala ekonomis yang lebih besar serta dukungan rantai pasok yang luas, sehingga akses pasar semakin kuat. Kedua hal inilah yang menjadi faktor dominan meningkatnya volume penjualan dan laba bersih SMBR di Semester I 2025,” jelas Rahmat.
Direktur Operasi SMBR Taufik menekankan bahwa efisiensi juga ditopang oleh penerapan strategi cost leadership melalui teknologi dan inovasi proses produksi.
“Saat ini Semen Baturaja menerapkan strategi cost leadership dengan menekan biaya produksi melalui efisiensi energi, seperti penurunan faktor klinker dan penggunaan bahan baku alternatif yang lebih ekonomis. Kami juga mengadopsi teknologi plant automation dengan sistem Intelligence Process Control System (IPCS), yaitu sistem berbasis model prediktif yang mengoptimalkan operasi produksi secara real time. Sistem ini mampu menghitung otomatis kebutuhan bahan bakar, temperatur, hingga kadar oksigen sehingga proses produksi lebih stabil, hemat energi, ramah lingkungan, serta menjaga kualitas produk tetap terjamin,” terang Taufik.
Dengan capaian positif ini, SMBR optimistis dapat menutup tahun 2025 dengan kinerja yang solid sekaligus memperkuat kontribusi perseroan terhadap SIG dan pembangunan infrastruktur di Indonesia
Baca Juga:Transformasi Industri Hijau di Sumsel: Semen Baturaja Terapkan Energi Alternatif untuk Tekan Emisi