- Blunder yang diduga dilakukan putra Wali Kota Prabumulih, H. Arlan, memicu pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah,
- Sebelum menjabat Wali Kota periode 2024–2029, Arlan dikenal sebagai pengusaha sukses di Prabumulih.
- Kasus pencopotan kepala sekolah menjadi ujian pertama bagi kepemimpinan Arlan di awal masa jabatannya.
SuaraSumsel.id - Sebuah blunder yang diduga dilakukan sang anak kini menjadi beban tak terduga bagi Wali Kota Prabumulih, H. Arlan.
Namanya yang baru saja menapaki puncak pimpinan kota kini terseret ke dalam pusaran kontroversi nasional, memicu pertanyaan besar di benak publik yakni siapa sebenarnya sosok pemimpin yang kini harus menghadapi "badai" akibat ulah putranya sendiri ini?
Drama ini meledak setelah Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, dicopot dari jabatannya.
Pencopotan ini terjadi tak lama setelah Roni menegur siswa yang disebut-sebut sebagai putra Wali Kota Arlan karena nekat membawa mobil ke sekolah.
Baca Juga:Siapa Roni Ardiansyah? Sosok Kepsek yang 'Disingkirkan' Usai Tegur Anak Walkot Prabumulih
Meskipun pemerintah kota berdalih ini adalah "rotasi biasa", publik terlanjur mencium aroma arogansi kekuasaan yang membuat citra sang Wali Kota dipertaruhkan.
Lantas, siapa sebenarnya H. Arlan?
Pengusaha Sukses yang Banting Setir ke Politik
Berbeda dengan banyak kepala daerah yang meniti karier dari bawah sebagai birokrat, H. Arlan, S.T., datang dari latar belakang dunia usaha.
Sebelum terjun ke panggung politik, ia dikenal luas sebagai seorang pengusaha sukses di Prabumulih.
Baca Juga:Kronologi Lengkap Kepsek SMPN 1 Prabumulih 'Disingkirkan' Usai Tegur Anak Wali Kota
Rekam jejaknya sebagai pebisnis yang membangun usahanya dari bawah menjadi salah satu modal utama yang ia tawarkan kepada masyarakat saat Pilkada.
Citra sebagai pengusaha yang mandiri dan pekerja keras inilah yang kini justru menjadi ironi di mata publik. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang yang memahami arti perjuangan kini terseret dalam kasus yang berbau penyalahgunaan wewenang?
Arlan merupakan wajah baru di kursi Wali Kota Prabumulih. Ia resmi menjabat untuk periode 2024-2029 setelah memenangkan kontestasi demokrasi. Sebagai pemimpin baru, setiap langkah dan kebijakannya, termasuk rotasi pejabat, tentu berada di bawah sorotan tajam.
Insiden pencopotan kepala sekolah ini pun menjadi "ujian" pertama dan terberat bagi kepemimpinannya di awal masa jabatannya.
Kini, blunder sang anak telah menjadi "beban" yang harus dipikul oleh H. Arlan. Ini bukan lagi sekadar masalah disiplin siswa, melainkan telah berevolusi menjadi krisis kepercayaan publik. Kasus ini menguji kemampuannya dalam beberapa hal krusial:
Menjaga Integritas: Apakah ia mampu menunjukkan bahwa pemerintahannya bersih dari intervensi keluarga?