Kronologi Lengkap Kepsek SMPN 1 Prabumulih 'Disingkirkan' Usai Tegur Anak Wali Kota

Roni Ardiansyah, Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih mendapatkan "petaka" karena menegur anak wali kota yang membawa mobil ke sekolah

Tasmalinda
Selasa, 16 September 2025 | 16:25 WIB
Kronologi Lengkap Kepsek SMPN 1 Prabumulih 'Disingkirkan' Usai Tegur Anak Wali Kota
Perpisahan Kepala sekolah SMPN 1 Prabumulih
Baca 10 detik
  • Roni Ardiansyah, Kepala SMPN 1 Prabumulih, dicopot dari jabatannya setelah menegur siswa yang kedapatan membawa mobil ke sekolah
  • Pihak Dinas Pendidikan membantah pencopotan itu terkait insiden tersebut, menyebutnya sebagai “penyegaran rutin”.
  • Kasus ini memicu kemarahan publik dan dianggap sebagai bukti bahwa aturan kerap tumpul ke atas, tajam ke bawah.

SuaraSumsel.id - Peristiwa yang diduga kuat merupakan cerminan arogansi kekuasaan kini meledak di media sosial, datang dari kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Seorang kepala sekolah menengah pertama (SMP) harus menelan pil pahit, dicopot dari jabatannya, tak lama setelah ia berani menegakkan aturan kepada siswa yang ternyata adalah putra dari orang nomor satu di kota tersebut.

Korbannya adalah Roni Ardiansyah, Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih. Peristiwa yang menjadi awal mula "petaka" baginya terjadi saat ia menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik karena menegur salah seorang siswanya yang nekat membawa mobil ke sekolah.

Tindakan Roni ini bukanlah tanpa dasar. Ia hanya berusaha menegakkan aturan sekolah sekaligus hukum yang berlaku, mengingat siswa setingkat SMP sudah pasti belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).

Namun, masalahnya, siswa yang ia tegur bukanlah siswa biasa. Ia adalah putra dari Penjabat (Pj) Wali Kota Prabumulih, Arlan.

Baca Juga:Warna Itu Murahan, Ini Cara Bikin Miniatur AI Hitam Putih yang Terlihat 'Mahal' & Penuh Cerita

Tak lama setelah insiden peneguran yang seharusnya menjadi bagian dari proses pendidikan itu, sebuah surat keputusan (SK) yang mengejutkan datang. Roni secara mendadak dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih.

Dalih 'Penyegaran Rutin' yang Disambut Skeptis

Pencopotan yang terkesan tiba-tiba ini sontak memicu spekulasi liar dan kemarahan publik. Banyak yang menduga bahwa ini adalah "hukuman" langsung akibat keberaniannya menegur anak seorang pejabat.

Menanggapi hal ini, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Prabumulih memberikan bantahan.

"Tidak ada kaitannya dengan itu (menegur anak wali kota). Ini murni penyegaran dan sudah lama kami rencanakan," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih, Darmadi dihubungi Suara.com, Selasa (16/9/2025).

Baca Juga:Karyamu Keren? Jangan Sampai Dicuri! Ini Cara Menambah Tanda Tangan di Miniatur AI

Namun, dalih "penyegaran" ini justru disambut dengan sinisme dan skeptisisme oleh publik. Warganet menilai waktunya terlalu "kebetulan" dan sulit untuk dipercaya.

"Timingnya pas banget ya setelah negur anak penguasa. Kebetulan yang sangat terencana," tulis seorang netizen dengan nada sarkastis.

"Beginilah kalau aturan tumpul ke atas, tajam ke bawah. Yang benar malah jadi korban," timpal yang lain.

Di tengah kegaduhan ini, Rorestyono sendiri seolah pasrah namun tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.

Ia merasa telah dizalimi karena hanya berusaha menjalankan tugasnya dengan benar. Ia meyakini bahwa apa yang menimpanya adalah konsekuensi langsung dari tindakannya menegakkan disiplin tanpa pandang bulu.

Kisah ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan dan birokrasi. Publik kini melihatnya sebagai contoh nyata bagaimana kekuasaan bisa dengan mudah digunakan untuk membungkam mereka yang mencoba berpegang teguh pada aturan, terutama jika aturan itu bersinggungan dengan kepentingan keluarga para elite.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak