SuaraSumsel.id - Di tengah hiruk-pikuk sepatu modern dengan teknologi canggih dan siluet futuristik, justru tiga model klasik Adidas dari masa lalu kembali merajai gaya anak muda: Gazelle, SL 72, dan Tokyo.
Ketiganya mewakili era yang berbeda—60-an, 70-an, hingga 80-an—namun kini menyatu dalam satu gelombang besar: kebangkitan retro dengan cita rasa otentik.
Apa yang membuat Trio Adidas Classics ini kembali relevan di 2025?
Apakah hanya nostalgia semata, atau ada faktor lain yang membuatnya menjadi pilihan utama di jalanan urban?
Baca Juga:Kredit Usaha Rakyat Bank Sumsel Babel Tembus Rp557 Miliar, UMKM Sumsel Makin Bergeliat
Simbol Gaya “Anti-Hype” yang Justru Meningkatkan Gengsi
Dalam era ketika tren streetwear terasa jenuh dengan sepatu-sepatu yang “itu-itu saja”—Samba, AF1, New Balance 550—muncullah gelombang kecil pecinta sneaker yang ingin tampil beda.
Mereka tak lagi terpaku pada logo besar dan warna mencolok, tapi lebih memilih sepatu dengan cerita, desain otentik, dan aura tenang tapi berkelas.
Di sinilah trio Gazelle, SL 72, dan Tokyo tampil memikat. Mereka bukan sepatu hype dalam arti mainstream, tetapi justru karena itu, mereka terasa lebih eksklusif.
1. Adidas Gazelle: Ikon 60-an yang Tak Pernah Mati
Baca Juga:Libur Sekolah Bikin Harga Ayam Melejit, Begini Cara Sumsel Kendalikan Inflasi
Gazelle bukan sekadar sneaker retro; ia adalah warisan budaya pop. Sejak dikenakan oleh bintang Britpop seperti Oasis, hingga muncul di kaki Jennie BLACKPINK, Gazelle berhasil menjembatani generasi.

Siluetnya ramping, bahannya suede lembut, dan desain tiga garisnya tetap tak tergantikan. Dipadukan dengan jeans lurus atau celana baggy, Gazelle memberi kesan effortless cool yang tak lekang waktu.
2. Adidas SL 72: Dari Lintasan Lari ke Runway Gaya Urban
Didesain untuk Olimpiade Munich 1972, SL 72 adalah bukti bahwa warisan olahraga bisa diterjemahkan ke dalam fashion dengan cara elegan.
Upper-nya ringan, warna-warnanya cerah dan berani, serta outsole bergigi-nya memberikan karakter retro sporty yang khas.

SL 72 kini jadi primadona para pecinta vintage yang ingin tampil playful tapi tetap otentik. Tak heran, sepatu ini sering terlihat di kaki fashion enthusiast di Tokyo, London, dan Jakarta.