Seorang yang tampaknya menjalani hidup religius dan bermanfaat bagi lingkungan, ternyata—menurut BNN—diduga kuat bagian dari jaringan narkoba yang menyimpan 50 kilogram sabu di rumahnya.
Sumber internal menyebut bahwa HS telah berada dalam radar BNN sejak lebih dari enam bulan terakhir, sebagai bagian dari pengembangan kasus narapidana narkoba berinisial M di Lapas Nusakambangan.
Dalam penyelidikan tersebut, muncul pola keuangan mencurigakan: aliran dana dari rekening pihak ketiga ke proyek pembangunan rumah, pembelian kendaraan mewah, dan transaksi tunai dalam jumlah besar tanpa aktivitas bisnis yang jelas.
Puncaknya adalah saat penyidik mengaitkan sejumlah transaksi HS dengan jaringan M—salah satu bandar narkoba paling diburu di Indonesia.
Baca Juga:Suasana Terkini! Rumah 'Berlapis Emas' Crazy Rich Sumsel Digerebek BNN, Simpan 50 Kilogram Sabu
Berdasarkan temuan itu, tim gabungan BNN Pusat dan BNNP Sumsel menurunkan operasi khusus yang akhirnya mengarah pada penggerebekan hari Rabu lalu.
Suasana penggerebekan terekam dalam puluhan video warga.
Teriakan panik, deru mobil Brimob, dan suasana mencekam membuat banyak warga terpaku di pinggir jalan.
Sebagian mengaku tak percaya bahwa HS, sosok yang selama ini mereka kagumi, bisa terlibat dalam kejahatan sebesar itu.
Rumah HS kini telah disegel dengan garis kuning dan papan penyitaan milik BNN.
Baca Juga:Marching Band Bukit Asam Juara Lagi, Ini Prestasi yang Bikin Bangga Sumsel
Pihak keluarga HS sudah diamankan dan tengah menjalani pemeriksaan intensif.
Belum ada keterangan resmi mengenai jumlah pasti barang bukti sabu yang ditemukan, namun sumber menyebutkan jumlahnya mencapai 50 kilogram, menjadikannya salah satu pengungkapan terbesar di wilayah Sumatera Selatan tahun ini.
BNN juga tengah menelusuri aset-aset lain milik HS yang diduga berasal dari hasil tindak pidana pencucian uang.
Kisah HS menyisakan pelajaran besar bahwa kejahatan besar kerap kali bersembunyi di balik topeng kebajikan.
Di era ketika kepercayaan sosial begitu mudah dibangun lewat donasi dan citra religius, masyarakat perlu lebih jeli melihat siapa yang benar-benar tulus dan siapa yang sedang menyamarkan wajah gelapnya.