Konsumsi daging sapi juga menunjukkan dominasi Palembang dengan 0,06 kg dan nilai Rp 8.503, sedangkan Kabupaten OKU Selatan menjadi yang terendah, sangat minim, yakni 0,004 kg dengan nilai Rp 844.
"Secara keseluruhan, tiga kabupaten/kota dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk daging tertinggi pada Maret 2024 adalah Kota Palembang (Rp 44.151), Kabupaten Musi Banyuasin (Rp 37.706), dan Kota Lubuklinggau (Rp 36.484)," ujarnya.
Perbedaan antara perkotaan dan pedesaan juga sangat mencolok.
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk daging di perkotaan mencapai Rp 40.056, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan yang hanya Rp 27.842.
Baca Juga:Stop Tanya 'Kapan Nikah?' Ini Fakta Mengejutkan Angka Pernikahan di Sumsel
Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh daya beli, ketersediaan pasokan, serta gaya hidup masyarakat di kedua wilayah tersebut.

Idul Adha: Puncak Konsumsi Daging?
Dengan tren peningkatan konsumsi daging yang terus berlanjut, momentum Idul Adha saat ini diprediksi akan menjadi puncak konsumsi daging di Sumatera Selatan.
Perayaan ini identik dengan distribusi daging kurban, baik sapi maupun kambing, yang akan meningkatkan ketersediaan dan konsumsi daging di seluruh lapisan masyarakat.
Meskipun data BPS terbaru adalah dari tahun 2024, dapat diasumsikan bahwa kebiasaan konsumsi daging akan melonjak signifikan menjelang dan selama perayaan Idul Adha.
Baca Juga:Remaja di Pagaralam Aniaya Ibu Pakai Batok Motor, Gegara Hal Sepele
Peningkatan ini tidak hanya berasal dari penyembelihan hewan kurban, tetapi juga dari aktivitas ekonomi masyarakat yang mempersiapkan hidangan daging untuk keluarga dan kerabat.
Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan juga mengantisipasi lonjakan permintaan ini dengan memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga daging di pasaran, demi menjaga daya beli masyarakat dan kelancaran perayaan Idul Adha.