Masyarakat Palembang masih menjaga tradisi ziarah kubur sebelum dan setelah Lebaran, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Beberapa makam bersejarah, seperti Makam Sultan Mahmud Badaruddin II, juga ramai dikunjungi.
3. Silaturahmi dengan Adat Palembang yang Kental
Tradisi "sambang-menyambang" atau saling berkunjung saat Lebaran di Palembang masih dijaga dengan erat oleh masyarakat.
Setelah melaksanakan salat Idulfitri, warga biasanya langsung berkeliling ke rumah sanak saudara, tetangga, dan sahabat untuk bersilaturahmi.
Baca Juga:Drama Rendang Willie Salim Memanas: Desak Ratu Dewa Minta Maaf ke Warga
Momen ini menjadi ajang mempererat hubungan keluarga dan menghapus segala kesalahpahaman di masa lalu. Tuan rumah pun selalu menyambut tamu dengan penuh kehangatan, menyajikan berbagai hidangan khas seperti pempek, lontong sayur, dan kue-kue tradisional.

Suasana Lebaran yang hangat dan akrab inilah yang membuat tradisi ini tetap lestari dari generasi ke generasi.
4. Suasana Kota yang Lebih Hidup
Saat Lebaran, berbagai tempat di Palembang dihiasi lampu warna-warni dan dekorasi khas Idulfitri. Masjid Agung Palembang serta kawasan Benteng Kuto Besak menjadi titik utama yang dipenuhi oleh masyarakat untuk berfoto dan menikmati suasana malam.
5. Bagi-bagi Uang THR, Tradisi yang Ditunggu-Tunggu
Baca Juga:Dua Sultan Palembang Berbeda Sikap soal Adat Tepung Tawar untuk Willie Salim
Seperti di banyak daerah lain, bagi-bagi THR (Tunjangan Hari Raya) kepada anak-anak menjadi tradisi yang sangat dinantikan. Keceriaan anak-anak yang mengumpulkan uang Lebaran menambah keseruan suasana.