SuaraSumsel.id - Udara di kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) makin berkabut. Hal ini diungkapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jika kabut yang terjadi di Kota Palembang, Sumatera Selatan disebabkan karena uap air.
Penyebab kabut asap diklaim juga bukan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). "Kabut yang dirasakan masyarakat di Palembang dan sekitarnya bukan asap akibat kebakaran hutan dan lahan, fenomena kabut tersebut timbul akibat adanya uap air," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Sinta Andayani
Fenomena kabut tersebut timbul akibat adanya uap air yang terbentuk pada titik-titik dingin di permukaan bumi yang kemudian bercampur dengan polutan.
Berdasarkan hasil pengamatan cuaca, fenomena kabut yang terjadi di Palembang dan daerah sekitar menyebabkan penurunan jarak pandang namun masih tergolong aman untuk penerbangan dan aktivitas masyarakat lainnya, katanya.
Baca Juga:Lengkap! Berikut Nama-Nama Bawaslu Kota dan Kabupaten Se-Sumsel yang Dilantik Hari Ini
Dalam fenomena kabut tersebut, terdapat sebagian kandungan partikel polutan, oleh karena itu fenomena itu tidak dapat dianggap sebagai kabut murni.
Dalam beberapa hari terakhir jarak pandang di Kota Palembang berkisar 2.500 hingga 5.000 meter, kondisi tersebut masih dalam kategori aman.
"Hal ini membuat uap air menjadi jenuh dan membentuk titik-titik air padat yang dikenal sebagai kabut, ujarnya.
"Fenomena kabut tersebut cenderung muncul menjelang pagi, saat suhu terdingin di permukaan bumi dan kelembaban udara mencapai tingkat tertinggi," katanya.
Kabut tersebut perlahan-lahan menghilang seiring terbitnya matahari yang memanaskan permukaan bumi, ujar Sinta.
Baca Juga:Bukan Pejabat Pemkot, Kanwil Kemenkumham Sumsel Dicalonkan PJ Wali Kota Palembang