Menilik Masjid Agung Solihin Kayuagung: Rumah Ibadah yang Juga Memberdayakan Masyarakat

Masjid Agung Solihin Kayuagung telah memberi teladan bagi masjid-masjid lainnya di Sumatera Selatan (Sumsel).

Tasmalinda
Jum'at, 24 Maret 2023 | 17:32 WIB
Menilik Masjid Agung Solihin Kayuagung: Rumah Ibadah yang Juga Memberdayakan Masyarakat
Masjid Agung Solihin Kayuagung [dok. kominfo OKI]

Sementara untuk tertib peribadatan Masjid Agung Solihin memiliki tiga orang imam tetap. Dua diantaranya merupakan Hafidz Al Qur’an 30 Juz.

“Yang datang ke masjid berasal dari berbagai latar belakang bukan hanya orang-orang yang sudah terbiasa beribadah. Ada yang baru mengenal agamanya. Ada yang ingin belajar. Kehadiran imam tetap penting dalam tata kelola Masjid tidak hanya mengimami sholat tetapi juga menjadi guru dan panutan jema’ah” ujar Anton.

Soal ibadah berjemaah, H. Anton mengungkapkan masjid memiliki beberapa program bimbingan dan edukasi umat.

“Kita punya program dauroh rutin seperti yang sudah dilaksanakan dauroh cara bersuci dan sholat yang baik, dauroh mengurus jenazah dari mentalkin sampai dengan menguburkan mayit. Ilmu-ilmu yang banyak diperlukan oleh umat namun kadang banyak yang melupaka,” ujarnya.

Baca Juga:Kantor Dinas Pemuda Dan Olahraga Sumsel Terbakar, Sejumlah Berkas Penting Hangus

Pelatihan dauroh itu diajarkan ustadz dan praktisi. Sekali pelaksanaan daurah jelas Anton  pengurus Masjid mengeluarkan biaya berkisar 14 juta rupiah.

“Dari infak dan sedakah tadi. Agar memberi manfaat kepada umat,” ujarnya.

Berdaya dengan Prinsip Transparansi Tata Kelola Infak Umat

Anton menjelaskan pada awalnya masjid Agung hanya mengandalkan infak rutin sebagai sumber utama pendanaan masjid. Kemudian infak itu berkembang menjadi Gerakan infak jema’ah mandiri dengan tujuan menciptakan Jemaah yang mampu mandiri secara financial.

Gerakan tersebut sukses menaikkan infak masjid tiap pekan hingga 200 persen melalui pengelolaan manajemen terukur sehingga masjid memberi kontribusi bagi masyarakat dan kesejahteraan umat.

Baca Juga:Bakal Diperiksa Polda Sumsel Gegara Konten Makan Daging Babi, Ini 3 Kontroversi Lina Mukherjee Berujung Hujatan

“Prinsipnya adalah transparansi memberi keyakinan kepada orang yang berinfak bahwa harta yang dia sisihkan bermanfaat dan mengalir pahalanya” ucap Anton.

Anton yang juga menjabat Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra di Sekretariat Daerah Kabupaten OKI ini mengatakan pengelolaan infak masjid Agung Solihin layaknya tatakelola keuangan di birokrasi.

“Ada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan hingga pengendalian berbasis akrual,” terang dia.

Keberhasilan pengelolaan keuangan masjid itu tidak terlepas dari manajemen infak umat yang diatur rapi dan tepat sasaran. Ada kotak infak khusus kemakmurkan masjid, Kotak infak menyantuni anak yatim, infak umrah Jemaah serta infak kemaslahatan umat.

“Jadi seperti perencanaan keuangan daerah ada kode rekening dan kotak infak khusus. Dari situ kita bisa mengumrohkan jema’ah, menyantuni anak yatim bahkan membantu jema’ah dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah,” ujarnya.

Sampai dengan tahun ini jelas H. Anton Masjid Agung Solihin Kayuagung telah menghabiskan dana sekitar 600 juta rupiah untuk menyantuni anak yatim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini