SuaraSumsel.id - Pernikahan dengan dua wanita sekaligus kembali terjadi di Musi Banyuasin (MUba) Sumatera Selatan (Sumsel). Kali ini, pria yang bernama Rio K (20), bakal menikahi dua wanita, Desi dan Suci yang sudah dikenalnya sejak 4 tahun terakhir.
Pernikahan dengan dua calon mempelai ini dikabarkan bermula dari Rio yang berpacaran dengan Desi. Hubungan tersebut sudah berlangsung selama 4 tahun terakhir. Sayangnya, dalam hubungan tersebut tetiba Rio mengenal Suci yang tidak lain, juga teman Desi.
Mempelai pria, Rio merupakan warga Desa Jembatan Gantung menikahi Dila yang merupakan warga Desa Mekar Jaya dan Suci, 17 tahun yang disebut merupakan warga Desa Rukun Rahayu.
"Para mempelai ini berada di satu kecamatan yang sama, kecamatan Jirak, namun dua wanita berasal dari desa yang beda. Desa Mekar Jaya dan Desa Rukun Rahayu," ujar Camat Yudi Suhendra kepada Suara.com, Senin (13/2/2022).
Baca Juga:Lagi-Lagi, Pria di Muba Sumsel Nikahi Dua Perempuan: Sikok Bagi Duo Nian
Rencana pernikahan ini akan digelar pada akhir Februari ini. Foto pranikah pernikahan tersebut sudah tersebar di media sosial sekaligus menjadi viral.
Di akun @infosekayu, pernikahan pria dengan dua perempuan akan diselenggarakan pada Desa Mekar Jaya, Jirak Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumsel pada akhir bulan Februari ini.
Foto pranikah yang terbagi atas tiga slide yakni foto slide berisikan pakaian adat daerah, slide foto pakaian kasual, dan muslim.
Selama satu tahun terakhir, Rio berpacaran dengan Suci, padahal Rio sudah lebih dahulu berpacaran dengan Desi. Rio sempat membawa kabur Suci, namun Desi datang ke rumah Rio guna meminta dinikahkan karena sudah ada kesepakatan lebih dahulu.
Atas rembuk keluarga, Rio diperkenankan menikah dua wanita ini sekaligus pada hari yang sama.
Baca Juga:Sumsel Sambut Piala Dunia U20: Benahi Taman Jalan, Kualitas Rumput Stadion GSJ
"Mereka memang pacaran. Dipacari kedua-duanya," kata Yudi.
Bukan hanya soal pernikahan, pihak kecamatan juga mendapatkan laporan jika salah satu dari mempelai perempuan masih berusia anak-anak.
Karena itu, Kades sekaligus pihak kecamatan juga berupaya memberikan sosialisasi mengenai pernikahan dini.
"Kami sudah berupaya menjalin komunikasi, tapi keluarga bersangkutan ini tertutup," aku Yudi kepada awak media.
"Di kecamatan yang sama, tapi pengantin perempuan beda desa," pungkasnya.