Mengulik Benteng Kuto Besak, Cagar Budaya Sumsel Terancam Rusak di Bulan Pahlawan

Benteng Kuto Besak atau BKB menjadi saksi sejarah bagaimana wong Sumatera Selatan terutama wong Palembang melawan penjajah.

Tasmalinda
Kamis, 10 November 2022 | 11:14 WIB
Mengulik Benteng Kuto Besak, Cagar Budaya Sumsel Terancam Rusak di Bulan Pahlawan
Cagar Budaya Benteng Kuto Besak Palembang terancam rusak [ist]

SuaraSumsel.id - Bulan Pahlawan akan lekat dengan bulan November sebagai peringatan hari Pahlawan Nasional setiap tahunnya. Saat hari kepahlawanan tentu tidak lengkap, jika tidak mengulik bagunan-bangunan cagar budaya yang menjadi saksi bagaimana wong Sumatera Selatan (Sumsel) terutama Palembang melawan penjajah.

Di bulan Pahlawan tahun ini, wong Sumsel dikhawatirkan kerusakan dari cagar budaya Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. Sebagai icon wong Sumsel, BKB ini disebutkan Aliansi Penyelamat BKB terancam rusak.

BKB sendiri merupakan bangunan peninggalan dari Kesultanan Palembang Darussalam. Kesultanan kerajaan Islam yang sudah berdiri sekitar tahun 1700. Sebut saja beberapa tokoh Islam memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda, yakni Sultan Mahmud Badaruddin I dan II.

Disebutkan jika arsitek yang membidangi pendirian dan pengawasan benteng ialah orang keturunan Tionghoa. Pada perkembangan bagian pintu gerbang utama dan beberapa bangunan di dalam benteng dibangun pada masa kolonial Belanda.

Baca Juga:Di Hari Pahlawan, Sumsel Berawan Dengan Potensi Hujan Lebat

BKB didirikan sebagai pertahanan kota Palembang, Sumsel dari serangan penjajah asing yang mengepung dari aliran Sungai Musi.

Secara umum, Benteng Kuto Besak berukuran panjang sekitar 288 meter dan lebar lebih dari 187 meter. Benteng ini dibangun guna melindungi keberadaan Keraton Kuto Baru dan Keraton Kuto Lama.

Setelah kekuasaan Sultan kekuasaannya berakhir, pembangunan BKB dilanjutkan Sultan Mahmud Badaruddin II yang kemudian rampung sekitar 1821.

Banyak yang menyebutkan jika gaya arsitektur BKB cukup unik, bergaya Perancis. BKB disebutkan juga dibangun dengan batu kapur yang berasal dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Kekinian, BKB menjadi perkantoran Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya. Benteng Kuto Besak tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang.

Baca Juga:Pekerja di Sumsel Minta UMP Naik 13 Persen Pada 2023, Alasannya Karena Ini

Benteng Kuto Besak berdenah persegi panjang dan menghadap ke arah tenggara  atau ke Sungai Musi. Dengan luas 288,75 M x 183,75 M, memiliki tembok keliling dengan bentuk dinding dan ketinggian masing-masing sisi berbeda.

Perbedaan ketinggian pada dinding bagian depan dan dalam membentuk bidang miring yang landai. Selain itu pada dinding benteng sisi timur laut terdapat celah intai berbentuk persegi dengan bagian atas berbentuk lengkungan.

Benteng Kuto Besak atau BKB Palembang [beritamusi.id]
Benteng Kuto Besak atau BKB Palembang [beritamusi.id]

Terancam rusak

Kekinian BKB ini terancam rusak karena adanya rencana perluasan dari Rumah Sakit Dr Ak Gani. Koordinator Aliansi Penyelamat Benteng Kuto Besak (BKB), Vebri Al Lintani mengatakan aliansi dibentuk terdiri dari beberapa lembaga kebudayaan, akademisi dan berbagai kalangan.

“ Kalau BKB dibangun perluasan rumah sakit akan menganggu status cagar budaya BKB dan dalam proses perluasan Rumah Sakit Dr AK Gani yang akan dibangun empat lantai akan memerlukan alat berat dan mereka akan menggali untuk pondasi beberapa meter kebawah dan itu tidak boleh dibangun di kawasan Cagar Budaya di BKB,” katanya.

Menurut aliansi ini, BKB merupakan satu-satu benteng dibuat pribumi wong Sumsel.

“ Dan BKB menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan,” katanya.

Benteng Kuto Besak (BKB) tempo dulu (istimewa)
Benteng Kuto Besak (BKB) tempo dulu (istimewa)

Aliansi ini akan bersurat ke Kementrian Pertahanan (Kemenhan), Panglima TNI, Pangdam II Sriwijaya guna meninjau kembali rencana meluaskan Rumah Sakit Dr Ak Gani.

"Dan pihaknya ingin pemangku kebijakan membatalkan rencana untuk perluasan Rumah Sakit Dr Ak Gani yang bisa merusak BKB yang menjadi kawasan Cagar Budaya," ujarnya kepada Suara.com.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini