SuaraSumsel.id - Per tanggal 1 November 2022 pemerintah kota Palembang tidak lagi memberikan fasilitas gratis bagi masyarakat yang akan menggunakan Teman Bus dalam melakukan perjalanan.
Salah satu warga kota Palembang yang rutin menggunakan Teman Bus Novi, mengungkapkan jika dirinya sama sekali tidak keberatan dengan aturan tersebut. “Saya pribadi tidak masalah kalau memang harus bayar, tapi setelah diberlakukan tarifnya saya agak kecewa dengan fasilitas teman bus ini,” ungkap Novi.
Novi menilai bahwa sejak Trans Musi (TM) menjadi Teman Bus, banyak sekali halte bekas TM yang tidak terpakai.
“Saya pikir sama saja dengan TM, semua halte bekas TM bisa dipakai tapi ternyata tidak semua bisa dipakai makanya saya coba download aplikasi Teman Bus untuk mempermudah saya membaca rute perjalanan saya,” lanjutnya.
Baca Juga:Pekerja di Sumsel Minta UMP Naik 13 Persen Pada 2023, Alasannya Karena Ini
Meski telah mendownload aplikasi tersebut, dirinya mengaku sering terkecoh dengan rute dan aplikasi tersebut tidak bisa menjadi patokannya dalam membaca rute Teman Bus.
“Keluhannya ya itu, kalo di aplikasi suka beda mulai dari nomor bus, tidak sesuai keterangan rute bus di aplikasi dan aslinya jadi kadang sudah naik sesuai pedoman di aplikasi ternyata pas naik rutenya beda,” keluh Novi.
Selain itu, Novi juga mengeluhkan minimnya informasi yang diberikan oleh pemerintah dalam mensosialisasikan Teman Bus bagi masyarakat khususnya di kota Palembang.
“Dan juga tidak ada informasi yang jelas terkait perjalanan yang harus transit, sekarang kan pembayaran cashless atau non tunai jadi sistem tab kartu e-money sedangkan kalau transit harus tab 2x dan itu tidak ada informasi bayar 2x juga atau gimana,” ungkapnya.
Keluhan lain yang dirasakan oleh pengguna Teman Bus saat ini, yakni respon dari mesin pembaca kartu e-money yang terletak di sebelah supir Teman Bus.
Baca Juga:Sumsel Berlakukan PPKM Level I, Posko Penanganan Covid-19 Kembali Diaktifkan
“Kalau sekarang kan naik dari pintu depan, mesin tab kartunya suka lama respon jadi suka kena tegur supir dan juga orang belakang yang antre, padahal dari mesinnya yang ngedeteksinya lama,” tambahnya.
Novi menilai bahwa rute perjalanan Teman Bus saat ini tidak tersedia hingga ke daerah Seberang Ulu sehingga dirinya kesulitan dalam mencari bus saat berada di kawasan Seberang Ulu Palembang.
“Tidak tahu yang di Seberang Ulu kayaknya tidak ada dan di aplikasi juga tidak ada halte-haltenya. Suka bingung, kami naik bus ini kan mau mewujudkan harapan pemerintah yang nenggalakan ayo gunakan fasilitas umum seperti naik bus, LRT untuk mengurangi kemacetan tapi setelah dijalani rasanya agak ribet,” katanya.
Dengan keluhan tersebut, Novi berharap agar Teman Bus bisa lebih memprioritaskan fasilitas demi kenyamanan masyarakat dan pengguna setia Teman Bus.
“Karena sudah bayar kan saya harap jangkauannya lebih luas lagi, masyarakt yang mau naik fasilitas umum jangan dibuat ribet dengan aturan-aturan yang pemerintah sendiri tidak sadar telah memunculkan masalah baru,” tutupnya.
Kontributor: Siti Umnah