“Jadi setiap perahu ini ada patung, nah patungnya itu kita buat dari kayu dan karpet bludru. Kayunya kayu racuk dan triplek. Karena kita sekali pakai, sudah dipakai langsung dibuang jadi kita pakai itu,” terusnya.
Kepada tim suara.com Mardian mengaku bahwa untuk menghias perahu-perahu pesanan tersebut dirinya terkendala pada harga kayu yang saat ini naik.
“Kendala besar ngga ada, tapi untuk sekarang harga kayu Rp100 ribu. Ini naik dibanding tiga tahun yang lalu yang masih standar, semenjak covid memang naik jadi mungkin ini efeknya,” tambah Mardian.
Dia mengaku untuk satu buah perahu, dirinya harus menyewa kepada pemilik perahu dengan harga Rp5 juta untuk satu pekan.
Baca Juga:Pagar Alam Dilanda Gempa 3,6 Magnitudo Pagi Ini
“Kalau orang biasa mungkin gabisa ikut lomba hias perahu ini, karena modalnya besar. Sewa perahunya saja bisa sampai Rp5 juta belum lagi para pengerajin yang juga harus disediakan kopi dan rokok. Jadi kalau kami pasang tarif tergantung ukuran perahu, kalau ukurang menengah kita hargai Rp25 juta dan yang besar seharga Rp35 juta,” ucap Mardian.
Perahu yang ia sewa, kata Mardian adalah perahu yang sehari-hari digunakan pemilik atau nelayan untuk mengangkut pasir, padi atau kelapa.
“Ada lomba seperti ini kan sangat membantu kami yang masyarakat yang hidup di bantaran sungai. Seperti kerja tambahan yang ada tiap tahun, jadi kami bersyukur dengan adanya lomba menghias perahu di kota Palembang ini,” tegas Mardian.
Dirinya berharap agar perlombaan menghias perahu yang akan berlangsung pada Sabtu, (20/8/22) bisa berjalan dengan lancar dan perahu-perahu yang ia bersama kawan-kawannya bisa menang.
“Kita sudah berusaha untuk menghias dengan secantik mungkin, jadi mudah-mudahan perahu-perahu kita yang akan menang besok,” harapnya.
Baca Juga:Optimalisasi Untung Sumsel Sebagai Daerah Penghasil Migas: PI 10 Persen Butuh Sinergisitas
Kontributor: Siti Umnah