SuaraSumsel.id - Ritual pawang hujan saat perhelatan MotoGP di Mandalika ramai dituding sebagai perbuatan memalukan dan mendekatkan diri pada jin atau syirik.
Tapi ada yang ramai juga diperbincangkan netizen yang membandingkan tudingan syirik pada pawang hujan Mbak Rara dengan aksi Ustadz Abdul Somad yang mengoleskan air ludahnya pada sang anak.
Seorang netizen pengguna Twitter Pencerah_, seperti dilihat pada Senin (21/3/2022), mengulas hal ini.
Melansir terkini.id-jaringan Suara.com, Aksi pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari yang muncul di tengah-tengah perhelatan MotoGP untuk menghentikan hujan deras yang mengguyur Sirkuit Mandalika menuai sorotan warganet.
Baca Juga:BMKG: Prakiraan Cuaca 21 Maret 2022, Sumsel Berawan hingga Dini Hari Disertai Hujan Ringan
Banyak di antara mereka yang menganggap hal itu sebagai perbuatan syirik dan membuat malu bangsa Indonesia.
Terkait tudingan pawang hujan disebut perbuatan syirik, netizen pengguna akun Pencerah_ pun membagikan sebuah video yang memperlihatkan aksi Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad tampak tengah menggendong seorang bayi di tangannya. Tak berselang lama, UAS pun meludahi jari kelingkingnya dan menyuapi bayi itu dengan jarinya yang telah ia ludahi tersebut.
Melansir terkini.id-jaringan Suara.com, saat menyuapi bayi itu dengan jari kelingkingnya yang telah ia ludahi itu, UAS pun membaca ayat-ayat Alquran.
Menanggapi aksi UAS tersebut, sang netizen pun mempertanyakan apa bedanya ritual pawang hujan dengan perbuatan Ustaz Somad dalam video tersebut.
Baca Juga:Okupansi Hotel di Sumsel Kini Capai 70 Persen, Usai Syarat Tes PCR/Antigen Dicabut Pemerintah
“Apa bedanya pawang hujan dengan apa yang dilakukan UAS ini?,” cuit netizen Pencerah_.
“Kayaknya UAS sedang menyuapi si bayi dengan ludahnya agar pinter berbicara seperti dirinya, dengan membaca doa-doa tertentu?,” tuturnya.
Netizen yang menanggapi soal ritual pawang hujan dituding syirik itu juga mengaku pernah diajari hal aneh seperti yang dilakukan UAS suapi bayi dengan ludahnya itu saat ia mondok di pesantren.
“Selama mondok, saya juga gak pernah diajari hal-hal aneh seperti ini,” ujarnya.