Konflik Rusia - Ukraina Bikin Harga Batu Bara Masih Stabil Naik

Harga batu bara di Sumatera Selatan diprediksi masih akan naik, imbas konflik Rusia dan Ukraina.

Tasmalinda
Sabtu, 05 Maret 2022 | 18:49 WIB
Konflik Rusia - Ukraina Bikin Harga Batu Bara Masih Stabil Naik
Sebuah truk membongkar muat batu bara di area pengumpulan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/1/2022). Harga Batu bara masih akan naik imbas konflik Rusia dan Ukraina. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

SuaraSumsel.id - Asosiasi Pemasok Energi dan Batu bara Indonesia (Aspebindo) memprediksi harga batu bara masih akan terus melambung. Hal ini dipicu oleh konflik antara Rusia dan Ukraina.

Sepanjang Februari, harga batu bara sudah menguat sebesar 38,22 persen secara month over month. Memasuki Maret, harga batu bara kembali meningkat menyentuh level 446 dolar AS per ton. Jika dihitung secara year to date, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen.

"Akibat perang Rusia-Ukraina, apabila pasokan gas alam dan minyak dari Rusia masih terputus, maka pemanfaatan kembali energi fosil, termasuk batu bara berpotensi membesar. Ini akan meningkatkan permintaan di tengah ketatnya pasokan batu bara di tingkat global," kata Ketua Umum Aspebindo Anggawira melansir ANTARA.

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas alam utama dan terbesar di dunia. Ekspor dua komoditas energi itu mewakili setengah dari penjualan luar negeri negara tersebut.

Baca Juga:BMKG: Sumsel Bersuhu 32 Derajat pada Hari Ini

"Rusia juga menyediakan sekitar 40 persen gas alam Eropa," ujarnya.

"Saya rasa penguatan harga batu bara juga di akibat musim dingin yang berkepanjangan di negara yang memiliki empat musim baik di Asia, Asia Tengah, Eropa, Amerika. Hal ini yang juga membuat permintaan batu bara semakin meningkat," ungkapnya.

Anggawira juga memprediksi jika produksi stagnan, sedangkan harga minyak mentah dunia di atas 100 dolar AS per barel dan harga gas alam yang juga masih tinggi, orang-orang akan beralih ke batu bara.

Anggawira juga menyampaikan perlu adanya strategi bukan hanya dari para pemasok batu bara, namun juga dari pemerintah agar para pemasok tidak tergiur untuk melakukan ekspor, namun juga memperhatikan kebutuhan batu bara dalam negeri.

"Kita harus bisa memaksimalkan peluang ini, namun juga harus berhati-hati agar langkah yang di ambil oleh pemasok batu bara tidak membawa Indonesia menghadapi dampak negatif dan juga tidak mengakibatkan inflasi," ujar Anggawira. (ANTARA)

Baca Juga:Menko Airlangga: Sumsel Telah Melewati Puncak Virus COVID-19 Omicron

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini