SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan atau Sumsel ternyata sudah mencapai realisasi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 20 persen. Pencapaian hampir mendekati target 23 persen pada tahun 2025.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel Hendriansyah mengatakan pencapaian ini dari pembangunan pembangkit dengan menafaatkan energi baru terbarukan dalam kurun enam tahun terakhir.
“Tinggal sedikit lagi, jika PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) berkapasitas 8 Mega Watt di Pagaralam sudah jalan, sampai kami ditarget 23 persen itu,” kata Hendriansyah seperti melansir dari ANTARA.
Pemerintah Provinsi atau Pemprov mendorong kalangan pebisnis dapat menggunakannya seperti yang dilakukan sejumlah kafe di Bandung, Jawa Barat, yang menggunakan panel surya.
Baca Juga:Kisah Perompak di Sumsel yang Sial: Mau Merampok Malah Terpeleset dan Berhasil Dilumpuhkan
Penggunaan panel surya berkapasitas besar di Sumsel baru dilakukan PLN dengan membangun PLTS berkapasitas 2 Megawatt (MW) di kawasan Jakabaring Sport City, Sumatra Selatan. PLTS itu untuk memenuhi kebutuhan energi di kawasan olahraga tersebut sejak 2018.
Untuk penggunaan EBT lainnya, Sumsel sudah mengembangkan energi berasal dari panas bumi, biomassa dan air.
Untuk panas bumi, menjadi penggunaan EBT yang tertinggi di Sumsel yakni di PLTP Rantau Dedap berkapasitas 91,2 MW milik Supreme Energy, serta PLTP Lumut Balai berkapasitas 55 MW milik Pertamina Geothermal Energy (PGE)i Kabupaten Muara Enim.
Sumsel juga memiliki Pembangkit Listrik Mini Hidro berkapasitas 9 MW di Kabupaten Lahat, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berkapasitas 3 x 3,3 MW di Lahat, serta Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) sekam padi milik PT Buyung Poetra Sembada di Kabupaten Ogan ilir. (ANTARA)
Baca Juga:PWNU Sumsel Dirikan Teknologi Sains Nahdlatul Ulama Sriwijaya, Segera Diresmikan