SuaraSumsel.id - Program peremajaan Sawit Rakyat yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2017. Salah satu penyebabnya, petani sawit relatif menunda peremajaan lahan sawitnya karena tergiur dengan kenaikan harga komoditas tersebut sejak 2021.
Fungsional Analis Prasarana dan Sarana Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Rudi Arpian mengatakan Pemprov Sumsel sulit mencapai target maksimal program Peremajaan Sawit Rakyat yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2017.
"Dari total kuota 13.000 hektare, hanya mampu diserap sekitar 50 persen saja oleh petani", kata Rudi.
Faktor nonteknis, yakni petani sedang menikmati tingginya harga sawit menjadi alasan kuat untuk menunda peremajaan lahan, meski usia tanaman sudah tua atau di atas 25 tahun.
Baca Juga:Sumsel Gandeng PT Buyung Poetra Sembada Beli Beras Petani, Dukung Food Estate
Petani takut kehilangan momen saat harga tengah tinggi, apalagi jika lahan diremajakan maka mereka tidak akan mendapatkan pemasukan.
Ada sebagian petani di Sumsel yang beruntung karena telah mengikuti program Peremajaan Sawit Rakyat tahap pertama seperti petani di Kabupaten Musi Banyuasin yang mulai menanam pada 2017.
“Sekitar Juli sudah bisa panen, bibit yang baru ini dua tahun sudah bisa panen tidak mesti tunggu tiga tahun,” katanya.