Kasus Dosen Cabuli Mahasiswi Unsri, Profesor Yu Singgung Soal Akhlak

Profesor Yuwono, yang merupakan Dosen di Universitas Sriwijaya pun mengomentari soal kasus dosen pelaku cabul mahasiswi.

Tasmalinda
Rabu, 08 Desember 2021 | 14:59 WIB
Kasus Dosen Cabuli Mahasiswi Unsri, Profesor Yu Singgung Soal Akhlak
Kasus pelecehan seksual di Unsri, Prof Yu singgung soal akhlak. [website Unsri]

SuaraSumsel.id - Kasus kekerasan sekaligus pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan seperti halnya Unsri dikomentari Prof Yuwono.

Prosefor yang juga menjadi tenaga pendidik di Unsri atau Universitas Sriwijaya ini menyinggung soal akhlak tenaga pendidik. Dikatakan Prof Yuwono, manusia itu punya dua karakter sehingga bisa disebut bermanfaat, yakni karakter kinerja dan karakter akhlak.

Untuk karakter kinerja ini, juga didasari oleh talenta atau disebut syakilah. Kondisi yang membuatnya bisa bekerja dengan nyaman dan mencapai apa yang manjadi pilihannya.

"DI karakter kinerja didasari oleh talents atau syakilah sehingga ia bekerja dgn enjoy hingga mencapai passionate," tulisnya di media sosialnya.

Baca Juga:Soal Pembatalan PPKM Level 3, Sumsel Masih Tunggu Surat Edaran

Dia pun mengungkapkan jika manusia memiliki karakter kinerja yang bertingkat-tingkat, ada yang rendah, sedang dan tinggi.

Sedangkan karakter akhlak didasari iman, termasuk di dalamnya moral dan etika.

"Karakter akhlak tidak bertingkat-tingkat, melainkan baik atau buruk,"katanya

"Jika baik nilainya 1, bila buruk nilainya nol (0)", sambung Prof Yuwono.

Sehingga status manusia adalah perkalian dari dua karakter tersebut.

Baca Juga:Kasus Korupsi Kabupaten Muba, KPK Panggil Istri Eks Gubernur Sumsel Eliza Alex Noerdin

Orang yg kinerja tinggi sekaligus akhlak baik, ialah orang yang bermafaat, sedangkan orang yang kinerja tinggi tapi akhlak buruk bisa disebut orang yang tidak berguna.

"Sedangkan orang yg kinerja rendah tapi akhlak baik maka bisa dikatakan orang yang masih berguna," beber Prof Yu.

Diungkapkannya status bukan statis, namun dinamis.

"Boleh jadi saat ini kita sedang berkinerja rendah, lalu sadar dan memperbaiki kinerja, maka esok kinerja jadi sedang, atau lebih tinggi," ujarnya.

Namun, ika akhlak buruk, lalu tobat maka keesokkan harinya, dia harus memperbaiki akhlak.

"Kedua karakter itu harus kita perbaiki sepanjang waktu. Saya sakedar sharing, sebagai dosen saya berkinerja tinggi yaitu jadi profesor dalam tempo masa kerja 12 tahun, saya terus belajar memperbaiki kinerja ini. Sebagai muballigh, saya mengisi taklim di sana-sini, saya terus belajar mengamalkan apa yg saya sampaikan," ungkap Prof Yu yang juga pernah menjadi tenaga ahli Satuan Tugas atau Satugas COVID-19 Provinsi Sumsel ini.

"Tidak ada orang yang benar-benar hebat kinerjanya, yang ada orang yang terus belajar memperbaiki kinerja. Tidak ada orang ygang benar-benar bagus akhlaknya (kecuali para Nabi), yang ada orang yg beriman lalu menangis sadar untuk beramal dan membersihkan jiwa dari sifat buruk," imbuhnya.

Dia pun mengungkapkan maka lebih baik disibukkan pada urusan diri, keluarga dan lembaga serta negara.

"Jangan menyalahkan orang lain, dan lepas tangan, merasa tidak peduli, karena untuk memperbaiki kinerja dan akhlak kita butuh bantuan orang lain!," tutupnya.

Sampai Rabu (8/12/2021), polisi telah menerikan laporan tujuh mahasiswi termasuk alumni dengan dua dosen terlapor. Kedua dosen terlapor yakni berasal dari FKIP Sejarah dan Program Studi manajemen Fakultas Ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini