SuaraSumsel.id - Sebuah unggahan beredar di media Facebook yang mengungkapkan jika mata uang Cina dikenakan sebagai alat transaksi Indonesia dan Cina.
Artikel berjudul: “Mulai Hari Ini, Transaksi RI-China Bisa Pakai Rupiah atau Yuan” itu kemudian dibubuhi narasi dalam Bahasa Sunda yang menyebut jika, mulai tanggal 6 September 2021, transaksi di Indonesia akan menggunakan mata uang Yuan.
Si pengunggah juga mencantumkan pernyataan provokatif mengajak pembaca membela Indonesia dengan menentang kebijakan tersebut.
Berikut narasi yang dicantumkan akun tersebut:
Baca Juga:Fajar Abdurrahman Sumbang Emas Pertama Sumsel PON XX Papua
"Ngawitan kaping 6 kamari
"Siap-siap kapayunna meuli lotek, cendol, seblak, cireng, jeung sajabana bisa jadi kudu ku yuan,"
"ngarti pan kunaon hayooooooo we di perpanjang.... Can panjang eta nama"
"Dek ku saha di belaan mun lain ku urang urang,"
"Cik mikir kumaha anak incu urang kahareup ......"
Baca Juga:Polisi di Sumsel Jadi Korban Perampokan, Uang Rp100 Juta Raib Dibawa Kabur
Unggahan yang disebar pada 8 September 2021 telah disukai oleh ribuan pengguna Facebook dan disebar sebanyak 628 kali.
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran Antara kabar itu keliru, transaksi RI-China menggunakan mata uang lokal yaitu Rupiah dan Yuan. Hal ini merupakan penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung (direct qutation) dan relaksasi regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing antara mata uang rupiah dan yuan.
Hal itu digunakan dalam perdagangan dan investasi dengan Cina, bukan digunakan untuk transaksi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia.
Hal itu dilakukan karena volume perdagangan antara Indonesia dan Cina terus meningkat, baik ekspor maupun impor sehingga tidak perlu lagi menggunakan dollar.
Cina adalah pangsa pasar ekspor terbesar Indonesia dengan persentase melebihi 20 persen dari total ekspor.
Cina juga menjadi negara yang sering mengimpor kebutuhan bahan baku untuk industri yang ada di Indonesia. Bahkan pada 2020 nilai ekspor dan impor Indonesia dengan China tercatat meningkat cukup besar yakni 71,4 miliar dolar AS. (ANTARA)
Klaim: Indonesia gunakan yuan
Rating: Disinformasi