Manusia Silver Makin Marak, Terancam Penyakit Radang Kulit

Fenomena manusia silver makin marak saat pandemi COVID-19.

Tasmalinda
Selasa, 28 September 2021 | 13:28 WIB
Manusia Silver Makin Marak, Terancam Penyakit Radang Kulit
Salah satu manusia silver di Kota Padang, Sumatera Barat. [Dok.Antara]

SuaraSumsel.id - Fenomena manusia silver makin marak saat pandemi. Usia manusia silver ini pun beragam, mulai dari yang masih bayi dan juga orang dewasa.

Berikut ini, bahaya cat silver bagi kulit pengguna yang bisa mengakibatkan radang kulit.

Melansir Suara.com,aAhli kesehatan yaitu Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK mengungkapkan cat silver sangat berbahaya bagi bayi.

"Praktik anak bayi yang diberi cat silver, harus dihentikan karena membahayakan bayi. Kulit bayi lebih rentan terhadap paparan zat kimia, termasuk reaksi iritasi dan toksisitas," ujar dr. Arini kepada suara.com, Selasa (28/9/2021).

Baca Juga:Ustadz Abdul Somad ke Sumsel, Datangi Kampung Irjen Napoleon

Iritasi bisa terjadi misalnya kemerahan, gatal, dan alergi akibat paparan zat tertentu seperti zat kimia. Sementara toksisitas adalah tingkat merusak sebuah zat seperti zat kimia terhadap organisme tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya.

Bayi diajak ke jalan jadi manusia silver (instagram)
Bayi diajak ke jalan jadi manusia silver (instagram)

Dokter Arini mengingatkan kulit bayi berbeda dengan orang dewasa. Hal ini karena kulit bayi masih sangat sensitif.

Bahan dasar pada cat atau pewarna mengandung bahan kimia seperti vinyl chloride, plastisol, formaldehida, logam berat, hidrokarbon, dan pelarut.

"Bahan dasar tersebut dapat menyebabkan dermatitis kontak pada kulit, terutama pada kulit bayi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kulit pada bayi memiliki stratum korneum (lapisan penyerap lebih cepat dan dalam) yang lebih tipis daripada orang dewasa," jelas dokter Arini.

Nenek Mumun menggendong cucunya dengan menjadi manusia silver di sebuah flyover di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Nenek Mumun menggendong cucunya dengan menjadi manusia silver di sebuah flyover di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

"Efek jangka panjang yang belum terlihat juga perlu diperhitungkan untuk masa depan anak," pungkas dokter Arini.

Baca Juga:Lebih Waspada, Kematian Anak Sumsel akibat Terpapar COVID-19 Tinggi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini