SuaraSumsel.id - Situasi pandemi mengisahkan duka bagi Indonesia. Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat sudah sebanyak 730 dokter yang gugur akibat pandemi COVID-19.
"Kematian teman sejawat dokter, sampai Kamis ini, terhitung 730 dokter yang meninggal. Terbanyak dokter umum 385, diikuti oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis penyakit dalam, dan kesehatan anak," papar Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Adib Khumaidi dalam webinar bertema "Penatalaksanaan COVID-19 dan Sosialisasi Standar Perlindungan Dokter" dipantau via daring di Jakarta, Kamis.
Kematian tertinggi dokter akibat COVID-19 terjadi pada Juli 2021, hingga mencapai 216 orang. Pada Agustus 2021 lalu, Tim Mitigasi PB IDI mencatat 72 dokter juga gugur karena situasi COVID-19.
"Artinya, kematian dokter masih tinggi. Kita berharap pada September dan bulan selanjutnya tidak ada lagi kematian teman sejawat dokter," kata ia.
Baca Juga:Dua Tersangka Korupsi BUMD PDPDE Sumsel Ditahan di Rutan Salemba
Adin juga menyampaikan, jumlah dokter yang gugur berdasarkan wilayah paling banyak terjadi di Jawa Timur, yakni sebanyak 165 orang.
Setelah itu Jawa Barat sebanyak 111 dokter, Jawa Tengah sebanyak 103 dokter, DKI Jakarta sebanyak 95, dan Sumatera Utara sebanyak 52 dokter meninggal.
"Kematian tertinggi pada usia 50-60 tahun," papar Adib.
"Kita sudah kehilangan 43 guru besar yang tentunya itu akan sangat berarti bagi profesi, sangat berarti bagi negara, dan sangat berarti bagi masyarakat," tutur ia.
Adib juga mengatakan jika pihaknya telah mendistribusikan sumbangan alat pelindung diri (APD) ke sejumlah daerah, di antaranya Gorontalo, Kupang, Papua, Jawa Timur, dan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Baca Juga:Kriminalitas Meningkat, Kapasitas Lapas di Sumsel Over 200 Persen
"Di Jabodetabek, kami langsung serahkan kepada teman-teman yang ada di fasilitas kesehatan, yaitu rumah sakit dan Puskesmas," ujarnya. (ANTARA)