SuaraSumsel.id - TNI AD meniadakan tes keperawanan bagi calon prajurit perempuannya. Hal ini dijelaskan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sudah tidak relevan.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa menegaskan pihaknya meniadakan tes keperawanan bagi calon prajurit perempuan TNI AD sejak Mei lalu.
Tes keperawanan dalam rekrutmen prajurit TNI AD merupakan pemeriksaan genital atau kelamin, khususnya bagian dalam dari vagina dan cervix atau rahim bagi calon prajurit wanita.
Tes tersebut untuk melihat kondisi hymen (selaput dara), yang apakah sempurna atau ruptured (sobek) seluruhnya atau sobek sebagian, adalah bagian dari perubahan untuk kemajuan yang diterapkan Angkatan Darat.
Baca Juga:Sekolah Tatap Muka Bisa Digelar pada PPKM Level 2 dan 3 di Sumsel
KSAD menyebutkan, tes tersebut dianggap tidak lagi memiliki relevansi terhadap tujuan pendidikan militer.
"Karena itu, yang tidak ada lagi hubungannya tidak perlu lagi," tegasnya.
Sedangkan sejumlah tes seperti buta warna, atau penyakit yang cendrung mengancam jiwa prajurit akan semakin dibuat ketat.
Untuk tes buta warna misalnya, kini selain menggunakan metode tes Ishira, juga ditambah tes Hardy-Rand-Rittler.
"Dengan dua tes buta warna, buta warna sebagian yang juga lazim diderita di Indonesia, bisa terdeteksi,"
Baca Juga:Danau Ranau Sumsel Tak Masuk Skala Prioritas Nasional, Ini Alasannya
"Dengan pemeriksaan kesehatan yang relevan namun lebih ketat itu diharapakan lolos calon prajurit yang memiliki kesamaptaan (kesempurnaan, ketangguhan) jasmani yang terbaik untuk dibina menjadi prajurit yang mumpuni,"