Keras, Kritik Cak Nun ke Megawati: Ia Gak Bergaul di Kampung, Dia di Istana Sejak Kecil

Budayawan Cak Nun ke Megawati sangat keras, ia menyebut Megawati tidak bergaul di kampung-kampung, atau dekat dengan masyarakat, karena sejak kecil di istana.

Tasmalinda
Sabtu, 29 Mei 2021 | 22:02 WIB
Keras, Kritik Cak Nun ke Megawati: Ia Gak Bergaul di Kampung, Dia di Istana Sejak Kecil
Cak Nun (YouTube/Caknun.com). Keras, Kritik Cak Nun ke Megawati: Ia Gak Bergaul di Kampung, Dia di Istana Sejak Kecil

SuaraSumsel.id - Video di YouTube, berisi pernyataan Emha Ainun Nadjibalias Cak Nun membahas Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri kembali viral dan dibicarakan publik.

Video Youtube yang diunggal pada 10 Juni 2018 itu, membahas sosok Megawati yang diungkap tidak dekat dengan masyarakat bawah, karena tidak bergaul di kampung-kampung. Apalagi masa kecilnya, hidup di istana.

Cak Nun dalam video lawas berjudul ‘Cak Nun: Megawati Tak Pernah Sekolah’ di saluran Youtube Ach Sin, pada mulanya Cak Nun bicara mengenai fenomena kenegaraan di Indonesia.

Dia melihat, banyak pejabat atau elit partai yang lebih mementingkan kelompoknya, ketimbang masyarakat umum.

Baca Juga:Ngaku Dapat Bisikan Gaib, Pelaku Penikaman Jemaah Masjid di Sumsel Serahkan Diri ke Polisi

Padahal, dalam konsep bernegara, mereka yang memiliki jabatan mestinya lebih banyak bicara mengenai bangsa dan kemaslahatan orang banyak.

“Bendera (partai) jangan terlalu banyak-banyak, sampai bendera Indonesia dihilangkan. Sekarang saya tanya, kalau kalian orang PKB, tanya sama PKB, lebih penting mana PKB atau Republik Indonesia? Kalau yang lebih penting PKB, salah atau benar? Salah kan?” ujar Cak Nun, dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Sabtu (29/5/2021).

“Sekarang parpol mana yang lebih mementingkan Indonesia dibanding parpol-nya?” lanjut Cak Nun bertanya ke jamaah.

Lebih jauh, Cak Nun menambahkan, fenomena serupa juga terjadi di tubuh PDIP. Kendati menjabat sebagai presiden, namun Jokowi hanya diposisikan sebagai petugas partai atau anak buah Megawati. Sehingga, secara tak langsung, mantan Gubernur DKI itu tak memiliki kekuasaan penuh.

Kenyataan tersebut seakan membuktikan, kepentingan partai masih berada di atas segalanya.

Baca Juga:Gubernur Sumsel Dukung Program Food Estate untuk Stabilitas Pangan

Menariknya, sosok yang dikenal berani mengkritik pemerintah tersebut tak mau menyalahkan keadaan. Lantas, mengapa demikian?

“Sampai hari ini, Megawati mengatakan Jokowi tetap petugas partai. Jadi (menurutnya) Indonesia itu bagian dari PDIP, bukan PDIP bagian dari Indonesia. Salah atau benar? Salah. Tapi jangan salahkan Mega, karena dia enggak ngerti,” tegasnya.

Cak Nun sebenarnya tak heran seandainya Megawati lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya ketimbang masyarakat luas.

Megawati Soekarnoputri bersama anaknya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani. [Antara]
Megawati Soekarnoputri bersama anaknya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani. [Antara]

Mengingat, petinggi PDIP tersebut hampir tak pernah bersentuhan langsung dengan mereka. Sejak kanak-kanak, hidupnya sudah enak dan serba berkecukupan.

Selain faktor sosial, Cak Nun melihat, Megawati kurang terampil dalam pemahaman akademis. Bahkan, menurutnya, bekal keilmuwan wanita 74 tahun tersebut terkesan minim, bahkan cenderung kurang.

Dia enggak punya ilmu buat memahami itu, dia enggak sekolah, dia enggak pernah menjadi manusia biasa seperti Anda. Bergaul di kampung-kampung enggak pernah. Sejak kecil beliau itu anak presiden di istana.” tutur dia.

“Anda jangan menuntut Mega untuk mengerti itu, orang dia enggak ngerti kok. Jangan dipaksa-paksa. Sementara Jokowi juga enggak ngerti. Makanya kalau milih presiden hati-hati,” kata Cak Nun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini