SuaraSumsel.id - Pemerintah Kota atau Pemkot Palembang baru merealisasikan Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baru 15,7 persen atau sekitar Rp679 miliar.
Padahal saat ini sudah menjelang medio tahun, yakni bulan Juni.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan akumulasi belanja operasional, belanja modal, dan belanja tak terduga itu baru terealisasi 15,7 persen karena berbagai proyek dan program OPD baru dimulai.
"Realisasi itu sudah termasuk cepat, namun Kemendagri menekankan agar bisa dipercepat lagi karena daerah lain sudah ada yang di atas 20 persen," ujarnya seperti dilansir dari ANTARA, Rabu (26/5/2021).
Baca Juga:Ingin Melintas di Perbatasan Sumsel - Bengkulu? Polres Rejang Lebong Tawarkan Pengawalan
Menurut ia, realisasi belanja masih terus dikebut untuk memacu pertumbuhan ekonomi seiring pemulihan berbagai sektor kegiatan ekonomi masyarakat meski masih dalam kondisi pandemi COVID-19.
Selain iti penyerapan APBD 2021 diupayakan tetap fokus pada upaya menangani pandemi COVID-19 dan peningkatan pelayanan publik untuk mendorong percepatan perolehan pendapatan asli daerah (PAD).
Pemkot Palembang pada 2021 merencanakan belanja operasi sebesar Rp3,20 triliun, belanja modal sebesar Rp975,24 miliar, dan belanja tidak terduga sebesar Rp157,30 miliar.
Sementara itu realisasi pendapatan Kota Palembang baik dari PAD, transfer dan lain-lain hingga Mei 2021 sudah terealisasi 19 persen atau sekitar Rp728 miliar dari target sebesar Rp4,17 triliun.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Palembang Zulkarnain menjelaskan realisasi pendapatan masih mengalami perlambatan karena hambatan dari pengumpulan pajak untuk PAD.
Baca Juga:Diingat! Ini Waktu Gerhana Bulan Total 26 Mei Terlihat di Sumsel
"Saat ini PAD baru terealisasi Rp244 miliar dari target Rp1,5 triliun, memang belum maksimal karena COVID-19 masih cukup berdampak, " kata dia menambahkan.
Menurutnya realisasi belanja dan pendapatan baru optimal pada triwulan III dan IV, dengan perkiraan dana sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) mencapai Rp55 miliar, sama seperti silpa 2020. (ANTARA)