SuaraSumsel.id - Selama situasi pandemi covid-19, penggunaan masker sebagai fasilitas pelindung tubuh terus meningkat. Hal ini dipastikan berdampak bagi lingkungan.
Tim ilmuwan Denmark mengungkapkan manusia membuang 129 miliar masker penutup wajah di seluruh dunia setiap bulannya. Dengan kata lain, sebanyak 3 juta masker penutup wajah terbuang setiap menit yang kemudian menjadi polusi masker.
Sebagian besar masker penutup wajah ini terbuat dari plastik dengan produksi massal.
Para ahli dari University of Southern Denmark, belum bisa menyimpulkan apa pun karena data yang ada masih belum cukup, tetapi masker penutup wajah ini akan berdampak berbahaya bagi lingkungan.
Baca Juga:Jelang Momen Politik 2024, PDIP Sumsel Konsolidasi Target Satu Juta Suara
Masker penutup wajah sekali pakai terbuat dari serat mikro plastik yang tidak dapat terurai secara hayati. Ketika rusak, bahan itu akan menjadi partikel mikro dan nano yang masuk ke ekosistem.
Pada akhirnya, partikel tersebut akan terbawa ke sungai, danau, dan lautan yang berdampak pada kehidupan laut.
Ketika terurai di lingkungan, jenis masker penutup wajah tersebut dapat melepaskan lebih banyak plastik berukuran mikro, dengan proses yang lebih mudah dan lebih cepat dari plastik curah seperti kantong plastik.
"Dengan meningkatnya laporan tentang pembuangan masker yang tidak tepat, sangat penting untuk mengenali potensi ancaman lingkungan ini dan mencegahnya menjadi masalah plastik berikutnya," tulis para ilmuwan dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah Frontiers of Environmental Science & Engineering.
Mengingat para ahli belum dapat menghitung dampak yang ditimbulkan oleh masker penutup wajah, tim ilmuwan belum dapat memberikan cara tepat untuk mengatasi polusi masker ini.
Baca Juga:Hari Hutan Sedunia, 138.420 Ha Tutupan Hutan Sumsel Berubah Fungsi