SuaraSumsel.id - Suplai bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan solar di sejumlah SPBU di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, mengalami gangguan serius yang menyebabkan keresahan di tengah masyarakat.
Sejak pagi hingga sore hari pada Kamis (17/4/2025), tiga SPBU utama di wilayah tersebut — SPBU Batukuning, SPBU Air Karang, dan SPBU BIL Baturaja — tak kunjung menerima kiriman BBM dari Depot Pertamina Baturaja.
Kondisi ini membuat antrean panjang kendaraan tak terelakkan.
Puluhan truk terlihat parkir di sekitar SPBU sejak subuh demi mendapatkan solar subsidi, sementara pengendara sepeda motor dan mobil pribadi harus kecewa karena tidak mendapatkan pertalite.
Rudi, seorang petugas SPBU di Baturaja, mengaku heran dengan keterlambatan suplai yang tidak biasa ini.
Ia menyebutkan bahwa biasanya pengiriman sudah tiba sejak pukul 08.00 WIB setiap hari, namun kali ini hingga lewat jam 17.00 belum ada tanda-tanda pasokan datang.
Kelangkaan ini juga memaksa sejumlah warga membeli pertamax yang harganya jauh lebih mahal agar kendaraan mereka tetap bisa digunakan.
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar memicu keresahan masyarakat. Sejak Kamis pagi, 17 April 2025, antrean panjang kendaraan tampak di beberapa SPBU, seperti SPBU Batukuning, SPBU Air Karang, dan SPBU BIL Baturaja.
Namun hingga sore hari, distribusi BBM dari Depot Pertamina Baturaja belum juga datang.
Baca Juga: Eks Teller BNI Palembang Gelapkan Rp5,2 Miliar demi Umroh, Uang Nasabah Raib
Kondisi ini membuat masyarakat harus memutar otak untuk tetap menjalankan aktivitas sehari-hari, terutama bagi mereka yang sangat bergantung pada kendaraan.
Salah satu warga, Eko, menjadi contoh nyata dari dampak kelangkaan tersebut.
Sejak pagi buta, ia telah berkeliling dari satu SPBU ke SPBU lain demi mendapatkan pertalite.
Namun usahanya sia-sia. Tidak satu pun SPBU yang ia datangi memiliki stok pertalite yang bisa dibeli.
“Daripada mogok di jalan, saya beli pertamax, walau berat di kantong,” ujarnya dengan nada kecewa. Pilihan membeli pertamax terpaksa diambilnya, meski selisih harga yang cukup tinggi menjadi beban tersendiri bagi pengeluaran harian.
Situasi ini tidak hanya dirasakan oleh pengguna kendaraan pribadi. Puluhan sopir truk dan pengemudi ojek juga terlihat terpaksa menunggu di sekitar area SPBU dengan harapan pasokan solar atau pertalite segera datang.
Berita Terkait
-
Eks Teller BNI Palembang Gelapkan Rp5,2 Miliar demi Umroh, Uang Nasabah Raib
-
Cemburu Buta, Polisi di Palembang Aniaya Mantan dan Arahkan Pistol ke Warga
-
TKA SPMB SMA 2025 Sumsel Diminta Dihapus! Ini Alasan Ombudsman
-
Deklarasi Damai PSU Empat Lawang Ricuh? Paslon HBA-Henny Dihadang Masuk
-
Intip Menu Makan Bergizi Gratis Prabowo untuk Ibu Hamil dan Balita di Palembang
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Kuat untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Tapi Warganya: Ekonomi Aja Sulit!
Terkini
-
Converse Chuck 70 vs Classic All Star: Lebih Mahal, Apa Benar Chuck 70 Jauh Lebih Unggul?
-
Adidas Samba: Dari Lapangan Hijau ke Puncak Tren Fashion, Kenapa Semua Orang Menggilainya?
-
Lebih dari Sekadar Sepatu Lari: Transformasi Asics Gel NYC dari Track ke Dunia Catwalk
-
New Balance 550: Kebangkitan Ikon Basket Lawas yang Kini Jadi Raja Streetwear Dunia
-
Bank Sumsel Babel Borong 2 Penghargaan dari BP Tapera, Bukti Komitmen di Sektor Perumahan