Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 13 April 2022 | 09:56 WIB
Ilustrasi biji kopi Pagar Alam [piqsels]

SuaraSumsel.id - Kopi asal Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan diproyeksikan siap diekspor dengan menyasar segmen pasar produk premium.

Ketua Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI)  Pagaralam Nisdiarti mengatakan, pihaknya yang mengelola Koperasi Mandiri Pagaralam sedang mempersiapkan proses ekspor tersebut dengan dibantu anak perusahaan PT Pusri yakni PT Pusri Agro Lestari.

Petani dikawal dalam proses di sisi hulu hingga hilir, di antaranya dalam penggunaan pupuk hingga upaya untuk mengatasi gulma dan hama penyakit.

Pihaknya juga mendapatkan bantuan dari fasilitasi ekspor dari Kementerian Perdagangan terkait dengan prasyarat perizinan.

Baca Juga: BLT Minyak Goreng di Sumsel Segera Cair, 400.000 Warga Palembang Jadi Penerima

Pengurus koperasi juga sedang mengurus legalisasi penerapan sistem resi gudang ke Badan Pengawas Perdagangan Komoditi Berjangka (Bappebti) agar petani lebih berdaya saing.

Selama ini kopi Pagaralam sebagian besar melalui pintu ekspor di Pelabuhan Panjang Lampung sehingga ‘brand’-nya pun tenggelam menjadi Kopi Lampung.

Ia mengatakan keinginan untuk mengangkat kopi Pagaralam ini sebenarnya sejak lama didengungkan petani setempat.

Persoalan kini terletak pada kapasitas ekspor yang terbilang masih kecil jika melalui pintu Pelabuhan Boom Baru, Palembang.

Otoritas pelabuhan hanya mampu memberikan kapasitas sebanyak 5 ton, sementara produksi kopi yang bisa dihasilkan petani terbilang jauh melebihi kapasitas tersebut.

Baca Juga: PPKM di Sumsel Diperpanjang Selama Dua Pekan, hingga 25 April 2022

Menurutnya, persoalan ini dapat diselesaikan asalkan ada kolaborasi antara petani dan instansi terkait agar kopi Pagaralam ini bisa dikenal di pasar internasional.

Upaya ini menjadi tak mudah karena proses di hulu masih belum standar (kopi asalan karena menerapkan petik pelangi) sehingga mau tak mau petani terpaksa menjual ke pengepul, yang mana sebagian besar memanfaatkan Pelabuhan Panjang Lampung.

Kini mulai berangsur-angsur petani kopi Pagaralam menerapkan petik merah agar bisa menembus pasar ekspor produk premium.

Asisten I Pemerintah Kota Pagaralam mengatakan terdapat beragam persoalan terjadi sektor perkebunan kopi.

Pemerintah berupaya menggandeng banyak pihak untuk mengangkat kopi Pagaralam ini agar naik kelas, hingga menembus pasar ekspor.

Saat ini produktivitas lahan kopi di Pagaralam masih terbilang rendah yakni rata-rata 900 kilogram per hektare per tahun atau belum mencapai satu ton per hektare. Sementara, negara pesaing seperti Vietnam, yang kini telah mencapai tiga ton per hektare per tahun.

“Saat ini sudah ada yang melakukan kegiatan ekspor, tapi masih dalam porsi kecil. Ke depan kami akan mendorong agar volume ekspor bisa ditingkatkan lagi,” kata dia. (ANTARA)

Load More