Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 22 September 2021 | 06:55 WIB
Pelaku Junaidi saat diamankan di Polda Sumsel [Welly JT/Suara.com]

SuaraSumsel.id - Kasus pedofil dengan tersangka Junaidi (22), yang  merupakan guru sekaligus pengurus Pondok Pesantren atau Ponpes di Kabupaten Ogan Ilir, menemukan fakta baru.

Dalam penyelidikannya diketahui Junaidi ialah korban tindakan asusila yang sama saat masih anak-anak.

Dirkrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan melalui Kasubdit IV, Kompol Masnoni mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan lebih mendalam, diketahui Junaidi ternyata juga pernah jadi korban tindakan asusila ketika masih anak - anak. 

"Dari pengakuan tersangka memang dia pernah jadi korban dari tindakan seperti ini (asusila).  ungkapnya, Selasa (21/9/2021). 

Baca Juga: PPKM Sumsel Diperpanjang hingga 4 Oktober 2021, Berikut Penyesuaiannya

Masnoni pun mengatakan pihaknya masih menunggu hasil tes kejiwaan pelaku. 

"Tersangka juga mengakuu jika dia pernah mengalami tindak kejahatan seksual di masa lalu oleh tetangganya sendiri waktu ia kelas 3 SD. Tapi pengakuan tersangka ini akan kita lebih perdalam lagi," tegasnya.

Masnoni pun mengungkapkan para korban masih ada yang takut menyampaikan bagaimana peristiwa tersebut terjadi.

" Kemungkin ada trauma bagi anak - anak ini sebab jika tidak menuruti kemauan Junaidi mereka akan diancam untuk dihukum.Jadi pendekatan ke anak - anak ini yakni dengan cara berkelompok dan tidak bisa satu -satu," ujarnya. 

" Sudah kita tanya tapi ada yang diam ada yang juga lantang seperti salah satu murid NZ yang sudah merasa lega setelah menceritakan apa yang terjadi dan bagaimana. Nah, kemudian kami kelompokkan dan ada yg mau buka suara seperti NZ ini maka yang lain terpancing dan bercerita bagaimana mereka diperlakukan oleh Junaidi," tambah Masnoni. 

Baca Juga: Puluhan Anak di Sumsel Korban Pedofil, Pemda Harus Turut Mengobati Trauma

Maka dari itu, sambung Masnoni butuh trauma healing.

Kemensos RI melalui UPT Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof Dr Soeharso Kemensos RI mendatangi Unit Renakta Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel akan bekerjasama memberikan trauma healing kepada para korban. 

" Ada orangtuanya dan anaknya sudah seperti biasa dan mereka kembali ke sekolah,karena ada anaknya yang sudah kelas VII jadi tanggung kalau pindah sekolah  dan anak yang masih takut untuk ke sekolah sehingga masih diawasi oleh orangtuanya di rumah," tuturnya. 

Setelah peristiwa ini, Ponpes pun pernah menggelar pertemuan dan menyampaikan permohonan maaf, serta berjanji akan lebih melindungi para santri.

" Waktu ada pertemuan, pihak Ponpes memohon maaf namun aktivitas belajar mengajar tetap seperti biasa hanya saja mereka lebih over protektif lagi setelah kejadian ini karena menjadi beban moril bagi mereka," ungkap Masnoni. 

" Kata Ponpes Junaidi ini biasa saja tidak ada yang dicurigakan dari gerak geriknya. Tidak menunjukan sikap yang aneh atau pun berbeda. Dan untungnya ada salah satu murid yang mengadukan hal ini sehingga ini terbongkar," pungkasnya. 

KOntributor: Welly Jasrial Tanjung.

Load More