SuaraSumsel.id - Situasi pandemi yang sudah hampir satu tahun berlangsung memukul sendi ekonomi, terkhusus bagi para pedagang usaha kecil (mikro).
Pembatasan sosial hingga akhirnya membatasi beberapa aktivitas usaha mengakibatkan pedagang kecil di Palembang, Sumatera Selatan harus bisa tertahan di tengah pandemi.
Berbagai upaya dilakukan guna memperpanjang nafas kehidupan, mensiasati dengan beragam cara hingga masih mampu tetap produktif. Begitu pula yang dilakukan pedagang usaha kecil di Kawasan Benteng Kuto Besak, Palembang.
Feri (36) Pedagang Oleh-oleh Palembang ini, menuturkan jika ia pun merasakan imbas atas situasi pendemi saat ini.
“Hidup harus terus berlanjut, kita harus terus berusaha walau sambil merangkak,” ujarnya di lapak pick up miliknya, Sabtu (27/2/2021).
Meskipun penghasilannya belum begitu pulih seperti sebelum virus corona menyerang, setidaknya kini sudah membaik dari pada saat awal-awal virus tersebut datang.
“Syukurlah sekarang mulai merangkak lagi, walau belum berjalan seperti semula, sudah ada kenaikan lagi sekitar 30%,” akunya.
Untuk menunjang kehidupannya, selama ini Feri bersama istrinya berusaha mencari tambahan dengan berjualan online melalui akun sosial media.
“Karena sempat dilarang berjualan (BKB) akibat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), jadi mulai berjualan online menambah jualan sepatu juga sebagai tambahan,” lanjutnya sembari merapikan barang dagangannya.
Baca Juga: Harga Karet Sumsel Terdongkrak Politik Minyak Arab Saudi
Saat ini, BKB yang menjadi destinasi wisata Palembang masih dalam pengawasan Satuan Pol-PP guna menghindari kerumumunan.
Dengan alasan meminimalisir penularan Covid-19, petugas melakukan penertiban bagi para pedagang di pelataran BKB ini.
Tidak jauh beda dengan Feri, Umur Harun (62) pemilik warung apung Mang Ujuk juga merasakan hal yang sama. Pendapatannya, harus menurun hingga merasakan derita menanggung kerugian.
Umur Harun yang tergolong tak lagi muda membuatnya tak mampu membuat strategi lain seperti berjualan online atau mencari tempat lain untuk menutup kekurangan penjualannya.
“Mana bisa ngerti jualan online seperti itu,”katanya di muka perahu apung miliknya.
Saat pandemi melanda dan pemberlakukan PSBB di BKB, Harun terpaksa tutup selama empat bulan dan hanya berdiam diri di rumah. Beruntung, karena pempek dagangannya sudah dikenal banyak orang terkadang ada pelanggan memesan untuk dibawa ke kampung halaman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jangan Salah Pilih! Warna Lipstik Ini Bikin Kulit Kamu Makin Glowing
-
Detik-Detik Penemuan Siswa SMPN 26 Palembang Tewas di Selokan, Sekolah Mendadak Mencekam
-
Siswa SMPN 26 Palembang Ditemukan Tewas di Selokan Saat Jam Istirahat, Keluarga Masih Syok
-
Siapa Sangka? Ini 10 Fitur Rahasia di Mobil Listrik China yang Bikin Pengguna Kagum
-
Qlola by BRI Raih Penghargaan Inovasi: Bukti Keunggulan Solusi Keuangan Digital