Ratusan Jamaah Umrah Nyaris Gagal Terbang Gara-gara Macet 6 Jam di Liku Endikat Pagaralam

Macet panjang itu terjadi setelah sebuah truk pengangkut material pembangunan Sekolah Taruna Nusantara gagal menanjak dan menghentikan seluruh arus kendaraan

Tasmalinda
Selasa, 09 Desember 2025 | 19:58 WIB
Ratusan Jamaah Umrah Nyaris Gagal Terbang Gara-gara Macet 6 Jam di Liku Endikat Pagaralam
jemaah umrah terdampar berjam-jam di tikungan endikat
Baca 10 detik
  • Ratusan jamaah umrah mengalami kecemasan parah akibat terjebak macet selama hampir enam jam di Liku Endikat, perbatasan Pagaralam–Lahat.
  • Kemacetan terjadi karena sebuah truk material pembangunan sekolah gagal menanjak, menutup total jalur utama yang dilalui puluhan bus rombongan.
  • Jamaah sempat panik karena jadwal pesawat terancam, ditambah penanganan di lokasi dinilai lambat dan minim koordinasi petugas lapangan.

SuaraSumsel.id - Ratusan jamaah umrah mengalami momen yang tak pernah mereka bayangkan yakni perjalanan penuh harapan menuju Tanah Suci berubah menjadi detik-detik penuh kecemasan setelah rombongan terjebak kemacetan hampir enam jam di kawasan Liku Endikat, perbatasan PagaralamLahat.

Macet panjang itu terjadi setelah sebuah truk pengangkut material pembangunan Sekolah Taruna Nusantara gagal menanjak dan menghentikan seluruh arus kendaraan. Jalur utama yang tertutup total membuat puluhan bus yang membawa jamaah tidak bisa bergerak sedikit pun. Ketegangan pun mulai terasa ketika waktu keberangkatan pesawat semakin dekat.

Di dalam bus, kecemasan memuncak. Setiap menit yang lewat bukan hanya soal jadwal perjalanan, tetapi harapan ibadah yang telah dipersiapkan berbulan-bulan. Banyak jamaah mulai menangis, memegang paspor dan perlengkapan, takut mereka tidak akan sempat sampai ke bandara tepat waktu.

Melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Nando, salah seorang jamaah, tak mampu menyembunyikan kekecewaannya.

Baca Juga:Sumsel Terancam Hujan Lebat 5 Hari ke Depan, BMKG: Banjir hingga Angin Kencang Perlu Diwaspadai

Menurutnya, penanganan di lokasi sangat lambat dan membuat situasi semakin menegangkan. Ia mengatakan tidak ada koordinasi yang jelas dari petugas di lapangan terkait proses evakuasi dan pembukaan jalur.

“Orang sudah panik karena mengejar pesawat, tapi tidak ada kejelasan kapan jalan dibuka,” keluhnya.

Beberapa jamaah bahkan sempat mempertimbangkan turun dari bus dan mencari alternatif transportasi agar bisa berpindah jalur, namun kondisi jalan pegunungan benar-benar tidak memungkinkan. Ketidakpastian itu membuat situasi makin emosional, terutama bagi lansia yang turut dalam rombongan.

Meski akhirnya bus berhasil kembali bergerak dan jamaah bisa tiba di bandara dengan waktu yang sangat mepet, peristiwa ini meninggalkan trauma tersendiri. Mereka berharap insiden serupa tidak terulang dan ada langkah nyata agar titik rawan seperti Liku Endikat tidak terus menjadi ancaman perjalanan masyarakat.

Bagi banyak jamaah, perjalanan umrah bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi perjalanan spiritual. Karena itu, apa pun yang menghalangi perjalanan ibadah khususnya akibat kelalaian manajemen lalu lintas dan minimnya antisipasi terasa sangat menyakitkan.

Baca Juga:BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Sumsel, 10 Daerah Berisiko Longsor dan Banjir

Insiden ini menjadi pengingat bahwa kesalahan koordinasi dan keterlambatan penanganan di satu titik jalan bisa berdampak besar bagi ribuan orang. Pertanyaannya sekarang: apakah pengalaman pahit jamaah ini akan menjadi bahan evaluasi serius bagi pemerintah dan pihak terkait? Masyarakat tentu menunggu langkah nyata, agar jalan menuju Tanah Suci tak lagi dipenuhi ketegangan dan air mata.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak