- Palembang menghadapi risiko banjir tinggi saat puncak musim hujan akibat curah ekstrem dan drainase tersumbat.
- Beberapa wilayah seperti Sukarami dan Plaju rentan tergenang saat hujan deras bersamaan pasang sungai.
- Warga diimbau waspada dan melakukan pencegahan seperti membersihkan selokan serta memindahkan barang berharga.
SuaraSumsel.id - Memasuki puncak musim hujan, sejumlah wilayah di Kota Palembang kembali menjadi perhatian karena tingginya risiko banjir akibat curah hujan ekstrem, drainase tersumbat, serta kenaikan muka air sungai.
Pemerintah kota dan para ahli kebencanaan meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah yang historis pernah mengalami genangan atau luapan air dalam beberapa tahun terakhir.
Catatan yang dihimpun redaksi dari laporan penanganan banjir, BPBD, dan dokumentasi lapangan memperlihatkan bahwa risiko banjir di Palembang bukan sekadar isu tahunan, namun pola yang muncul berulang di sejumlah titik terutama kawasan permukiman padat, daerah rendah, serta pemukiman di dekat aliran sungai dan anak sungai.
Wilayah yang Perlu Diwaspadai Selama Musim Hujan
Baca Juga:Darurat Tengah Malam? Ini Daftar Rumah Sakit & Puskesmas 24 Jam di Palembang
Berdasarkan riwayat banjir dan penanganan lapangan yang pernah dilakukan instansi terkait, berikut wilayah yang sering terdampak ketika curah hujan tinggi dan sistem drainase tidak mampu menampung aliran air
- Sukarami — terutama di kawasan permukiman padat dan dekat perlintasan
- Seberang Ulu I & II — luapan sering terjadi saat hujan bersamaan dengan pasang air sungai
- Plaju — beberapa titik rendah cepat tergenang bila hujan berkepanjangan
- Kertapati — genangan dapat meluas bila aliran air sungai meningkat
- Kalidoni & Kenten — riwayat genangan pada kawasan permukiman dan jalan protokol
- Ilir Timur II — pusat kota namun memiliki titik rawan karena sistem air tersumbat sampah
- Bukit Sangkal & Lemabang — permukiman dekat drainase utama kerap banjir saat hujan deras
Daftar ini berdasarkan riwayat kejadian dan penanganan banjir sebelumnya, bukan prediksi yang menjamin banjir terjadi. Kondisi dapat berubah sesuai perbaikan drainase, pola hujan, dan pasang surut air sungai.
Faktor & Waktu yang Meningkatkan Risiko Banjir
Hasil evaluasi penanganan kebencanaan menunjukkan bahwa genangan sering terjadi ketika:
- Hujan deras lebih dari 1 jam tanpa jeda
- Hujan bertepatan dengan pasang air sungai
- Drainase tertutup sampah & sedimen
- Aliran air dari kawasan padat permukiman tidak terserap maksimal
Banjir bukan hanya dipengaruhi curah hujan, tetapi juga kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
- Apa yang Bisa Dilakukan Warga untuk Mengurangi Risiko
- Agar ancaman banjir tidak berkembang menjadi bencana besar, warga diimbau untuk:
- Membersihkan selokan / parit di depan rumah dan tidak membuang sampah ke drainase
- Parkir kendaraan di area lebih tinggi bila hujan deras diprediksi lama
- Siapkan sandbag sederhana (karung pasir) untuk menahan air masuk ke rumah
- Simpan surat-surat penting dan barang elektronik di tempat tinggi
- Segera laporkan drainase tersumbat ke RT/RW atau dinas setempat
Penting untuk Dipahami Pembaca
Baca Juga:Surat Terbuka untuk Gubernur Sumsel: Hutan Kian Tertekan, Warga Desak Penguatan Mitigasi
Tujuan artikel ini bukan untuk menakut-nakuti atau memberi label negatif pada suatu wilayah, tetapi untuk membantu warga:
mengetahui pola banjir tahunan
mengambil langkah pencegahan lebih awal
menekan potensi kerugian materi dan risiko keselamatan
Semakin cepat informasi banjir diketahui masyarakat, semakin ringan dampaknya.