Dari Mimbar ke Medan Tempur: Kisah H Abdul Malik, Ulama Pejuang dari Kayuagung

H. Abdul Malik, ulama dari Kayuagung, Ogan Komering Ilir, dikenal sebagai komandan perang tangguh yang melawan penjajahan Belanda.

Tasmalinda
Sabtu, 08 November 2025 | 14:07 WIB
Dari Mimbar ke Medan Tempur: Kisah H Abdul Malik, Ulama Pejuang dari Kayuagung
foto ilustrasi pahlawan H. Abdul Malik dari kayu agung Sumatera Selatan
Baca 10 detik
  • H. Abdul Malik adalah ulama asal Kayuagung yang juga menjadi komandan perang melawan Belanda.

  • Ia memimpin pasukan rakyat dengan semangat jihad dan strategi perang yang cerdas.

  • Kisah perjuangannya masih dikenang masyarakat Kayuagung sebagai simbol keberanian dan keteguhan iman.

SuaraSumsel.id - Nama Haji Abdul Malik mungkin tak setenar para pahlawan nasional di buku pelajaran, namun di tanah Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), namanya harum sebagai ulama pejuang yang berani mengangkat senjata demi mempertahankan kehormatan dan kemerdekaan bangsa.

Ia bukan hanya pemuka agama, tapi juga komandan perang yang disegani — sosok yang menyeimbangkan dakwah dan keberanian di medan laga.

Haji Abdul Malik dikenal sebagai ulama karismatik yang mengajarkan nilai keislaman dan semangat kebangsaan di wilayah Kayuagung pada masa penjajahan Belanda.

Berbeda dari kebanyakan ulama yang fokus pada dakwah di surau, beliau memilih jalan yang lebih berani: memimpin perlawanan bersenjata melawan kolonial.

Baca Juga:Harga Emas dan Ayam Naik, Tapi Inflasi Sumsel Tetap Aman di Tangan BI

Ia menggerakkan masyarakat setempat untuk tidak tunduk pada penjajah, mengajarkan bahwa mempertahankan tanah air adalah bagian dari jihad fi sabilillah.

Kata-katanya membakar semangat, sementara tindakannya menjadi teladan bagi generasi muda kala itu.

Dalam sejarah lokal, H Abdul Malik disebut sebagai Komandan Perang Kayuagung — pemimpin pasukan rakyat yang terdiri dari petani, santri, dan tokoh adat. Dengan persenjataan sederhana, mereka menghadapi pasukan Belanda yang jauh lebih modern.

Namun, semangat perjuangan yang dibawanya membuat Belanda kesulitan menaklukkan wilayah Kayuagung.

Beberapa catatan menyebutkan, beliau dikenal tegas, tak mudah gentar, dan sangat cerdas dalam strategi perang.

Baca Juga:Rayakan HUT ke 68, Bank Sumsel Babel Hadirkan 5 Transformasi Lewat Semangat Change to Accelerate

Salah satu taktiknya adalah menyerang malam hari dan memanfaatkan hutan rawa sebagai perlindungan alami — strategi yang membuat pasukan Belanda kerepotan bertahun-tahun.

Meski tidak banyak terekam dalam dokumen nasional, kisah perjuangan H. Abdul Malik hidup lewat cerita turun-temurun masyarakat Kayuagung.

Beberapa lokasi yang diyakini pernah menjadi markas pasukannya kini menjadi bagian dari situs sejarah dan ziarah lokal.

Bagi warga OKI, nama beliau adalah simbol keberanian dan keteguhan iman.

Tak sedikit tokoh agama dan sejarawan daerah yang mendorong agar perjuangan H. Abdul Malik diangkat lebih luas, agar generasi muda mengenal bahwa dari Kayuagung pernah lahir seorang ulama yang juga patriot sejati.

Kini, nilai-nilai perjuangan H. Abdul Malik masih hidup dalam keseharian masyarakat Kayuagung — dalam semangat religius, solidaritas sosial, dan kecintaan terhadap tanah air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak