-
Biaya servis mobil listrik per tahun jauh lebih murah dibanding mobil bensin.
-
Pengeluaran energi mobil listrik bisa hemat hingga sepuluh kali lipat dari mobil bensin.
-
Total biaya lima tahun mobil listrik hanya sekitar Rp8 juta tanpa ganti baterai.
Biaya Perawatan Mobil Bensin: Banyak yang Tak Terlihat
Di sisi lain, mobil bensin bekas memiliki jaringan bengkel dan suku cadang yang lebih luas, tapi juga lebih sering minta perhatian. Mulai dari oli, busi, filter udara, radiator, hingga timing belt — semuanya perlu diganti berkala.
Rata-rata, mobil bensin yang berusia di atas 5 tahun membutuhkan biaya perawatan Rp5–8 juta per tahun, terutama jika mulai muncul masalah mesin atau transmisi.
Selain itu, efisiensi BBM juga menurun seiring umur kendaraan, membuat konsumsi bahan bakar semakin boros.
Baca Juga:Selisih Biayanya Bikin Kaget! Ini Perbandingan Mobil Listrik Bekas vs Mobil Bensin di 2025
Simulasi Perbandingan 5 Tahun Pemakaian
Dalam perbandingan biaya kepemilikan selama lima tahun, mobil listrik dan mobil bensin menunjukkan selisih yang cukup mencolok. Untuk servis rutin, mobil listrik seperti Wuling Air EV hanya membutuhkan biaya sekitar Rp500 ribu per tahun, karena komponennya jauh lebih sederhana dan tidak membutuhkan penggantian oli atau filter mesin. Sementara itu, mobil bensin seperti Toyota Avanza atau Honda Jazz bisa menghabiskan sekitar Rp3 juta per tahun untuk servis berkala, termasuk penggantian oli, busi, dan komponen lain yang cepat aus.
Dari sisi energi, mobil listrik juga jauh lebih hemat. Dalam satu tahun pemakaian normal, biaya listrik untuk mengisi daya mobil listrik hanya sekitar Rp1,2 juta, sedangkan mobil bensin bisa menelan hingga Rp12 juta untuk bahan bakar dengan asumsi penggunaan harian di perkotaan. Artinya, pemilik mobil listrik bisa menghemat hampir Rp10 juta per tahun hanya dari sisi energi.
Namun, mobil listrik memiliki risiko besar pada komponen baterai. Jika rusak di luar masa garansi, penggantiannya bisa mencapai Rp70 juta, meskipun kasus seperti ini jarang terjadi dan sebagian besar mobil listrik masih dilindungi garansi hingga delapan tahun. Di sisi lain, mobil bensin memiliki risiko besar pada mesin dan transmisi, dengan biaya overhaul rata-rata sekitar Rp10 juta jika terjadi kerusakan berat.
Untuk urusan pajak, mobil listrik kembali unggul karena di banyak daerah mendapat diskon pajak hingga 90 persen, sedangkan mobil bensin masih dikenakan tarif normal. Bila dihitung total, biaya kepemilikan mobil listrik selama lima tahun tanpa penggantian baterai hanya sekitar Rp8 juta, sedangkan mobil bensin bisa mencapai Rp60 juta.
Baca Juga:Harga Bekas Wuling Air EV Ternyata Stabil di 2025, Masih Layak Dibeli?
Dengan selisih yang signifikan ini, jelas bahwa mobil listrik bekas memberikan efisiensi biaya jauh lebih tinggi dibandingkan mobil bensin. Meski begitu, pembeli tetap perlu memperhatikan kondisi baterai, ketersediaan infrastruktur pengisian, serta riwayat servis untuk memastikan nilai ekonominya tetap optimal.
Mobil Listrik Bekas Lebih Hemat, tapi Butuh Perhitungan
Jika bicara biaya operasional harian, mobil listrik bekas jelas lebih murah dan efisien.
Namun, pembeli perlu memperhatikan kondisi baterai dan garansinya sebelum membeli.
Sementara itu, mobil bensin bekas masih unggul dalam kemudahan servis dan daya tahan, terutama di daerah dengan infrastruktur listrik terbatas.
Dengan tren kendaraan listrik yang terus naik, harga mobil listrik bekas seperti Wuling Air EV, Hyundai Ioniq, dan DFSK Seres E1 diprediksi akan semakin stabil. Karena pada akhirnya, hemat bukan hanya soal bahan bakar, tapi juga gaya hidup yang siap beradaptasi.