-
Sekitar 38% usaha mikro di Palembang tutup dalam 12 bulan pertama.
-
Jenis bisnis paling rentan: kafe, butik online, kuliner viral, nail art rumahan, dan rental mobil.
-
Penyebab utama: persaingan, tren cepat berubah, dan lemahnya manajemen.
Banyak warung yang viral di awal malah sepi di bulan keempat.
Rata-rata umur usaha: 4–8 bulan.
4. Bisnis Nail Art dan Skincare Rumahan Tanpa Legalitas
Tren kecantikan di Palembang naik pesat, namun banyak usaha rumahan yang mengabaikan izin BPOM dan higienitas alat.
Baca Juga:Persaingan Gaji Kian Panas! Bank di Palembang Siap Hadapi Perang Gaji Menjelang 2026
Begitu muncul satu keluhan pelanggan, reputasi langsung hancur.
“Di media sosial cepat banget beredar testimoni negatif. Sekali viral buruk, langsung habis,” jelas Dina, pemilik salon legal di Jalan Demang Lebar Daun.
Rata-rata umur usaha: 6–10 bulan.

5. Jasa Rental Mobil Tanpa Manajemen & Asuransi
Sektor transportasi sempat ramai usai pandemi, tapi banyak bisnis rental di Palembang tumbang karena manajemen buruk dan tidak punya perlindungan asuransi.
Baca Juga:5 Langkah Cerdas Cegah Penipuan Lowongan Kerja Online untuk Anak Muda Palembang
Banyak kasus mobil rusak atau hilang yang membuat pelaku bangkrut dalam waktu singkat.
“Risiko tinggi, apalagi kalau tanpa kontrak jelas,” kata Ardi (35), mantan pemilik rental yang gulung tikar di tahun pertama.
Rata-rata umur usaha: 9–12 bulan.
Pelajaran untuk Calon Pengusaha Palembang
Membuka usaha di era sekarang bukan hanya soal modal dan semangat. Kunci utamanya ada di riset pasar, konsistensi kualitas, dan adaptasi digital.
Sebelum memulai, pastikan sudah memahami risiko dan strategi bertahan di tengah perubahan cepat.