-
Seorang ibu hamil berinisial AP ditemukan tewas di kamar hotel kawasan Ilir Timur II Palembang.
-
Korban dibunuh oleh teman prianya yang baru dikenal lewat percakapan di media sosial.
-
Polisi menangkap pelaku kurang dari dua hari setelah kejadian dan menjeratnya dengan Pasal 338 KUHP.
SuaraSumsel.id - Sebuah tragedi memilukan terjadi di Kota Palembang. Seorang perempuan muda berinisial AP (25) ditemukan tewas di sebuah hotel kawasan Ilir Timur II, Palembang.
Yang membuat kasus ini semakin menyayat hati, korban ternyata sedang mengandung, dan pelaku pembunuhan diduga teman prianya sendiri yang baru dikenal lewat percakapan daring.
Berikut kronologi dan lima fakta lengkap di balik kasus yang mengguncang warga Palembang ini.
1. Bermula dari Chat Singkat di Media Sosial
Baca Juga:Kepala Dibenturkan ke Dinding: Kronologi Guru SMAN 16 Palembang Jadi Korban Kekerasan
Kasus ini berawal dari perkenalan korban dengan pelaku Febrianto (22) melalui grup media sosial. Dari hasil penyelidikan polisi, grup tersebut digunakan untuk transaksi “open BO” atau pertemuan berbayar.
Percakapan antara keduanya berlangsung cepat. Mereka sepakat untuk bertemu di Hotel Lendosis Palembang pada Jumat (10/10/2025), dengan kesepakatan tarif Rp300 ribu untuk dua kali hubungan intim.
Tidak ada yang tahu, pertemuan itu akan menjadi pertemuan terakhir dalam hidup korban.
2. Masuk Hotel Tanpa Kecurigaan
Sekitar pukul 16.00 WIB, korban dan pelaku tiba di hotel dan check-in layaknya tamu biasa.
Rekaman CCTV memperlihatkan keduanya tampak tenang, bahkan sempat tertawa kecil saat masuk kamar.
Baca Juga:Dari Obrolan Chat hingga Jeratan Maut: Kronologi Lengkap Ibu Hamil Tewas di Hotel Palembang
Namun, hanya beberapa jam setelah itu, suasana berubah hening. Petugas hotel yang hendak membersihkan kamar menemukan korban sudah tak bernyawa, tergeletak di tempat tidur dalam posisi mengenaskan.
3. Penolakan Jadi Pemicu Amarah
Dalam pengakuannya kepada polisi, pelaku menyebut semula mereka sempat melakukan hubungan intim sekali.
Namun saat ia meminta untuk melakukannya lagi, korban menolak dengan alasan sudah lelah.
Penolakan itu membuat pelaku tersulut emosi. Ia merasa dirugikan karena sudah membayar untuk dua kali hubungan.
Pelaku kemudian menyumpal mulut korban dengan manset, mengikat tangan dengan jilbab, dan mencekik korban hingga tewas.
Sesudah korban tak bernapas, pelaku baru sadar apa yang telah ia lakukan.