Situasi ini sangat berisiko. Massa yang tidak solid akan lebih mudah diadu domba, diprovokasi, dan pada akhirnya, dilemahkan.
Kekuatan utama gerakan mahasiswa adalah persatuan mereka. Jika mereka gagal menyatukan barisan di garis depan, narasi perjuangan mereka bisa dengan mudah dipatahkan.
Kini, tantangan terbesar bagi para koordinator aksi bukan lagi hanya tentang bagaimana menekan anggota dewan, tetapi juga tentang bagaimana menyatukan barisan mereka sendiri di bawah satu komando dan satu suara.
Jika gagal, perjuangan yang sudah memakan banyak energi ini bisa berakhir sia-sia, bukan karena dikalahkan lawan, tapi karena terpecah dari dalam.
Baca Juga:Barikade Polwan Ditarik, Mahasiswa Berhasil Memasuki Halaman Gedung DPRD Sumsel
Menurut Anda, apakah perpecahan ini akan benar-benar melemahkan gerakan mahasiswa di Sumsel, atau mereka justru akan berhasil bersatu menjadi kekuatan yang lebih besar?
Diskusikan di kolom komentar!