SuaraSumsel.id - Di antara riuhnya kendaraan dan derap langkah pejalan kaki di Jalan Protokol Veteran dan A Rivai, Palembang, Sumsel berdiri sebuah toko buah mungil namun mencolok.
Di bagian pintuya tertulis Kebun Buah Palembang yang terlihat segar nan menggoda, seolah mengajak siapa saja yang melintas untuk mampir dan mencicipi segarnya hasil bumi sarat vitamin.
Namun, ada yang lebih segar dari sekadar mangga harum manis atau anggur impor di toko ini, yakni semangat digital yang menyala di balik senyum hangat seorang perempuan bernama Isti.
Isti, 40 tahun, adalah wajah di balik toko Kebun Buah Palembang.
Baca Juga:Jadwal Lengkap Pemadaman Listrik Palembang Pekan Ini, Cek Wilayahmu Kena
Sejak 2021, ia merintis usaha ini dari nol, bermodalkan semangat, intuisi pasar, pengalaman kerja dan tentu keberanian memulai.
Di awal, ia hanya mengandalkan media sosial untuk promosi, telepon seluler untuk menerima pesanan, sekaligus mulai menggunakan sistem mesin di meja kasir. Namun setahun terakhir, ada satu perubahan yang mengubah segalanya kemudahan jaringan 5G dari Telkomsel.
"Sejak nyobain 5G, kayak punya jalan tol sendiri buat komunikasi. Lancar banget, cepat, dan nggak ada hambatan merasakan layanan Telkomsel," ujarnya sambil menimbang buah semangka.
Senyumnya mengembang, bukan karena manisnya buah, melainkan karena manisnya kemudahan teknologi yang kini meresap dalam alur usahanya berkat Telkomsel.
Bagi sebagian orang, toko buah mungkin hanyalah tempat jual beli biasa.
Baca Juga:Sudah Viral Berkali-kali, Kenapa Pemkot Palembang Tak Mampu Tertibkan Preman?
Namun bagi Isti, tokonya adalah ekosistem kecil yang dinamis.
Di dalamnya, ada komunikasi dua arah dengan pelanggan, ada sistem kasir digital yang mencatat setiap transaksi, ada kamera pengawas berbasis cloud, dan tentu saja, promosi daring yang nyaris tiada henti mengenai buah yang dijual.

"5G bukan cuma soal browsing cepat. Di sini, saya pakai buat update stok di marketplace, buat video, kirim invoice ke pelanggan, sampai kontrol transaksi lewat kasir digital. Semua jalan cepat. Kalau dulu sering buffering, sekarang tinggal klik, beres," tutur Isti, yang kini memiliki pelanggan setia dari berbagai instasi
Ia bahkan kerap menerima pesanan mendadak dari gedung-gedung perkantoran yang berjajar di sepanjang Jalan Veteran- A Rivai, kawasan yang memang dikenal sebagai jantung administratif dan bisnis Kota Palembang.
Dari kantor pemerintahan, bank, hingga startup kedai kopi yang mulai tumbuh, semua menjadi pelanggan setia Kebun Buah Palembang.
“Biasanya jam-jam sibuk seperti pukul 10 pagi, ada saja pesan WhatsApp masuk dari staf yang minta buah potong untuk keperluan rapat mendadak,” ujar Isti.
Dulu, saat ia masih mengandalkan jaringan 4G atau bahkan Wi-Fi toko yang sempat tidak stabil, pesan seperti itu seringkali terlambat ia baca atau gagal terkirim, menyebabkan pesanan batal dan kepercayaan pelanggan sedikit menurun perlahan.
Namun sejak ia beralih menggunakan jaringan 5G dari Telkomsel di tokonya, semua berubah.
“Begitu notifikasinya masuk, saya langsung bisa respon dalam hitungan detik. Mau itu foto katalog, konfirmasi stok, atau share lokasi, semuanya sat set, tanpa hambatan,” tuturnya dengan semangat.
Bahkan ketika ia sedang melayani pelanggan lain, sistem kasir dan aplikasi pemesanan yang ia operasikan di ponsel tetap berjalan tanpa lag, memungkinkan multitasking dengan efisiensi tinggi.
Bagi Isti, kecepatan jaringan bukan lagi sekadar urusan gaya hidup digital atau kemewahan teknologi semata.
Ia memandang koneksi cepat sebagai denyut nadi yang menggerakkan roda usahanya dari balik meja kasir hingga layar ponsel yang tak pernah jauh dari genggaman.
Di dunia bisnis yang serba cepat dan menuntut respons instan, terutama di segmen UMKM seperti toko buah, satu detik keterlambatan bisa berarti kehilangan peluang.
Maka, jaringan 5G ibarat tangan kedua—selalu siaga, selalu tangkas, menopang seluruh proses operasional di belakang layar.
Ketika pelanggan bertanya via WhatsApp tentang ketersediaan anggur merah tanpa biji, Isti tak perlu lagi menunggu loading lama untuk mengirimkan foto atau video.
Ketika sistem kasir digitalnya membutuhkan sinkronisasi data, semuanya berjalan lancar tanpa gangguan.
Bahkan untuk hal-hal yang tampak sederhana seperti membuka peta pengantaran lewat aplikasi online, semuanya terasa seolah hanya sejauh satu kedipan mata.
“Kecepatan itu sekarang seperti asisten pribadi,” ujarnya,
“ia bekerja diam-diam tapi berdampak besar.” ucapnya menegaskan.
Dalam dunia bisnis yang tidak mengenal ampun bagi keterlambatan, Isti tahu benar bahwa daya saing tak hanya soal harga atau kualitas produk, tapi juga seberapa cepat dan akurat ia bisa merespons kebutuhan pelanggan.
Di titik inilah, kecepatan jaringan 5G menjadi sekutu tak tergantikan. Ia terasa diam namun sangat menentukan.
Bagi Isti, kecepatan jaringan bukan lagi soal gaya hidup digital, tapi menjadi bagian vital dari pelayanan layaknya tangan kedua yang membantunya tetap sigap dalam setiap detik kompetisi bisnis.
Isti adalah pelanggan setia Telkomsel, bukan baru setahun dua tahun, tapi sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah.
Dari era ponsel layar kecil hingga kini beralih ke gawai pintar dengan kemampuan super cepat, ia tetap setia pada satu nama: Telkomsel. Bagi Isti, bukan hanya soal loyalitas, tetapi juga soal keandalan yang telah ia buktikan sendiri selama bertahun-tahun.
Kini, dengan perangkat smartphone terbarunya yang telah mendukung jaringan 5G, ia merasa seperti melangkah ke dunia baru yang jauh lebih dinamis dan efisien.
Telkomsel pun menjadi operator pertama yang menghadirkan layanan 5G di Palembang, tepatnya di kawasan tempat tokonya berdiri. Kawasan pusat perkantoran dan bisnid di Palembang ini, termasuk area yang sudah terlayani jaringan super cepat itu.
Isti pun tak ragu menjadikannya bagian tulang punggung operasional toko Kebun Buah Palembang.
Mulai dari komunikasi instan dengan pelanggan, update katalog buah secara real time di media sosial dan marketplace, hingga sistem kasir digital yang semuanya berbasis jaringan, semuanya ia jalankan dengan dukungan penuh dari sinyal 5G.
Bahkan ketika listrik mati atau jaringan WiFi toko sempat terputus, Isti tetap bisa mengandalkan koneksi 5G Telkomsel sebagai backup utama yang selalu siaga.
“Ada WiFi di toko, tapi 5G dari Telkomsel itu penyelamat kalau tiba-tiba sinyal kabelnya ngadat,” ujarnya sambil menunjukkan dashboard pemesanan online yang tetap aktif.

Dalam ritme usaha yang tak kenal jeda, Isti tahu betul bahwa kestabilan layanan digital bukan sekadar pelengkap, tapi sudah menjadi fondasi utama dalam menjaga kepercayaan pelanggan.
Maka, ia menggantungkan harapannya bukan hanya pada buah-buahan yang ia tata rapi setiap pagi, tapi juga pada sinyal kuat yang tak pernah mengecewakannya sejak masa remaja.
Namun cerita ini tak selalu semulus jaringan 5G.
Di rumahnya yang terletak di Bukit Palembang, Isti masih harus bergulat dengan jaringan 4G yang kadang tak secepat harapan. Ia merasakannya betul ketika mencoba mengelola media sosial atau membalas pesan pelanggan dari rumah.
"Kalau malam-malam lagi rebahan di rumah, pengin bales-balesin pesan atau cek stok di sistem, kadang harus nunggu. Beda banget rasanya sama pas di toko yang udah 5G. Di rumah itu kayak ada jeda, delay mirip jalanan macet, di toko itu kayak jalan tol Palembang-Lampung," ujarnya sambil tertawa kecil.
Pengalaman kontras itu membuatnya sadar betapa pentingnya infrastruktur digital merata.
"Karena itu, saya juga berharap banget Telkomsel bisa perluas jaringan 5G-nya sampai ke area perumahan. Biar semua pelaku usaha, dari skala kecil sampai besar, bisa ngerasain manfaatnya seperti saya sekarang."
Rasa Syukur dalam Setiap Transaksi
Tak banyak pelaku UMKM yang menyadari bahwa teknologi bukan sekadar alat bantu, tapi juga sahabat tumbuh.
Bagi Isti, 5G bukan sekadar jaringan cepat, tapi akselerator rezeki. Dengan sinyal yang stabil dan kecepatan luar biasa, ia bisa fokus pada kualitas produk dan layanan.
"Kurang lengkap, jika hanya buah segar kalau komunikasi lambat? Pelanggan sekarang penginnya serba cepat, dan saya merasa 5G bantu banget untuk itu. Bahkan saya pernah kirim video durasi panjang ke pelanggan luar kota dalam hitungan detik. Cepat," ujarnya.
Ia bahkan mulai mempertimbangkan sistem pembayaran nirkontak dan integrasi data pelanggan untuk promosi lebih personal. Semua itu dimungkinkan berkat fondasi teknologi yang kuat.
Di sela kesibukannya, Isti masih menyimpan banyak rencana.
Ia ingin membuka cabang di kawasan Jakabaring, memperluas distribusi ke sekolah dan kantor, dan bahkan bermimpi menjual produk olahan buah secara daring. Namun semua itu, menurutnya, hanya mungkin jika jaringan 5G bisa menjangkau lebih banyak titik di Palembang.
"Kalau semua area sudah 5G, bayangin berapa banyak UMKM yang bisa tumbuh bareng. Bukan cuma saya, tapi warung makan, usaha kuliner khas, semuanya. Ini bukan soal sinyal, ini soal masa depan," tutupnya sambil menata buah naga di rak.
Dalam dunia yang terus bergerak cepat, kadang yang paling dibutuhkan hanyalah sinyal yang tak terputus, bukan sekadar sinyal di layar, tapi juga sinyal harapan.
Dan Isti, dengan Kebun Buah Palembang-nya, adalah bukti bahwa ketika usaha kecil bertemu teknologi besar, maka yang tumbuh bukan hanya omzet, tapi juga mimpi.
Layanan 5G Telkomsel bukan sekadar evolusi dari generasi jaringan sebelumnya—ia adalah lompatan besar menuju masa depan konektivitas yang lebih cerdas, cepat, dan efisien.
Menurut Wawan Kuswandono, General Manager Regional Network Operations and Productivity (RNOP) Telkomsel Sumbagsel, layanan 5G yang dihadirkan Telkomsel bukan sekadar pembaruan teknologi, melainkan sebuah lompatan besar menuju ekosistem digital yang lebih inklusif dan adaptif, terutama bagi pelaku usaha mikro seperti Isti.
“5G bukan hanya tentang kecepatan internet yang tinggi, tapi tentang bagaimana kita membangun konektivitas cerdas yang mampu mendukung produktivitas masyarakat dari berbagai sektor,” ujar Wawan dalam sebuah pernyataan.
Dengan latensi yang sangat rendah dan kapasitas jaringan yang lebih besar, 5G memungkinkan segala aktivitas digital berjalan simultan dan stabil—mulai dari kasir, pemantauan CCTV real-time, hingga transaksi nirkabel yang aman.
Di Palembang sendiri, sudah lebih dari 50 lokasi telah menikmati layann 5G Telkomsel.
Ia menekankan, Telkomsel terus memperluas cakupan 5G secara bertahap, dengan prioritas pada wilayah yang memiliki potensi ekonomi dan digitalisasi tinggi, seperti kawasan bisnis dan UMKM.
“Kami ingin teknologi ini bisa dinikmati dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh semua, termasuk pelaku usaha kecil yang kini jadi penggerak utama ekonomi daerah,” jelasnya.
Maka tidak mengherankan bila di tangan pengguna seperti Isti, 5G Telkomsel menjelma menjadi kekuatan tak kasat mata yang mendukung daya saing usaha secara nyata, cepat, dan tanpa hambatan.