SuaraSumsel.id - Palembang bukan hanya kota pempek. Di balik sungai Musi dan Jembatan Ampera, kota ini menyimpan ragam kuliner khas yang menggoda lidah dari pagi hingga malam hari.
Bila kamu hanya punya waktu sehari di Palembang, jangan khawatir, akan disusun itinerary kuliner 24 jam untuk menjelajahi rasa dari burgo hangat saat fajar hingga pindang pedas di malam hari.
Siap-siap lapar!
05.30 – 07.00 WIB: Sarapan Burgo dan Lakso di Pasar Tradisional
Baca Juga:Menembus Batas Digital, Karantina Sumsel dan Media Satukan Langkah Edukasi
Mulailah pagi dengan burgo dengan disiram kuah santan gurih berempah. Sering dijajakan di Pasar 26 Ilir atau Pasar Plaju, burgo cocok dinikmati hangat bersama teh manis.
Alternatifnya, coba lakso, mirip mie udon yang terbuat dari tepung beras dengan kuah kuning santan kental. Lembut, kaya rasa, dan mengenyangkan.
![Burgo, makanan khas buka puasa di Palembang [Facebook]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/05/08/57993-burgo-makanan-khas-buka-puasa-di-palembang.jpg)
09.00 – 10.30 WIB: Ngopi Santai Sambil Cicip Kue Tradisional
Setelah sarapan, mampir ke warung kopi legendaris seperti Warkop Madang atau Kopi Tiam 88. Nikmati kopi robusta Palembang yang disangrai khas, ditemani camilan seperti kue srikaya, engkak ketan, atau kue delapan jam.
Suasana klasik dan obrolan ringan membuat waktu melambat sejenak.
11.00 – 13.00 WIB: Pempek Wajib! Coba Pempek Lengkap di Sentra Asli
Baca Juga:Sumsel Mandiri Pangan 2025: Gerakan dari Desa ke Kantor yang Bikin Warga Tak Lagi Bergantung
Tak lengkap ke Palembang tanpa mencicipi pempek kapal selam, lenjer, adaan, kulit, dan teman-temannya. Kunjungi tempat legendaris seperti Pempek Candy, Pempek Beringin, atau Pempek Lala. Jangan lupa cocolan cuko yang pedas-asam manisnya bikin ketagihan.
Bonus: banyak tempat menyediakan pempek bakar dan pempek panggang dengan isian ebi!

14.00 – 15.30 WIB: Dessert Waktu Asar – Es Kacang Merah atau Es Kacang Tojin
Cuaca panas? Segarkan diri dengan es kacang merah Palembang, yang manis legit dan disajikan dengan santan dingin. Ada juga versi tojin (gula aren cair), yang lebih khas dan menggugah selera.
Lokasi favorit: Es Kacang Merah Ayuk Nina, atau kedai-kedai di belakang Masjid Agung.
16.30 – 18.00 WIB: Camilan Sore – Martabak HAR dan Celimpungan
Untuk sore, nikmati Martabak HAR (Haji Abdul Rozak), martabak telur yang disiram kuah kari dan sambal khas Palembang. Rasanya melegenda!
Alternatifnya, coba celimpungan—pempek pipih dalam kuah santan kuning yang kaya rempah. Hangat dan nikmat untuk mengisi perut jelang malam.

19.00 – 21.00 WIB: Makan Malam Pindang Ikan Patin atau Pindang Tulang
Malam hari waktunya makan berat. Pindang adalah menu favorit warga lokal, apalagi pindang patin dengan kuah pedas-asam dari nanas dan serai.
Kalau ingin sensasi berbeda, pesan pindang tulang—daging iga sapi empuk dalam kuah merah menyala yang menggoda.
Rekomendasi tempat: RM Pindang Musi Rawas, Pindang Meranjat Riu, atau RM Pak Raden.
22.00 – 24.00 WIB: Late Night Snack – Model, Tekwan, dan Laksan
Malam belum usai tanpa menyantap model (pempek tahu kuah udang bening) dan tekwan, semacam bakso ikan dengan bihun, jamur, dan irisan bengkuang.

Jika masih ingin kuah santan, laksan bisa jadi pilihan. Disajikan hangat, cocok untuk menutup hari penuh kuliner.
Dalam satu hari, kamu bisa merasakan perjalanan rasa dari gurih santan, asam-pedas, hingga manis tradisional. Kuliner Palembang bukan sekadar makanan—ia adalah bagian dari budaya, tradisi, dan identitas. Itinerary ini bukan hanya soal kenyang, tapi juga mengenal Palembang lebih dalam lewat rasa.
Selamat mencoba!