Menembus Batas Digital, Karantina Sumsel dan Media Satukan Langkah Edukasi

Acara ini mengangkat tema Crisis Communication & Digital Storytelling: Strategi Terpadu Media Relations untuk Karantina Era Digital.

Tasmalinda
Jum'at, 11 Juli 2025 | 21:08 WIB
Menembus Batas Digital, Karantina Sumsel dan Media Satukan Langkah Edukasi
Pelaksanaan Coffee Morning Balai Karantina Sumsel

SuaraSumsel.id - Di tengah tantangan komunikasi publik di era digital, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sumatera Selatan mengambil langkah strategis dengan menggandeng insan media dalam sebuah kegiatan bertajuk coffee morning, Jumat (11/07).

Bertempat di Aula Lantai 2 Kantor Karantina Sumsel, acara ini mengangkat tema “Crisis Communication & Digital Storytelling: Strategi Terpadu Media Relations untuk Karantina Era Digital.”

Kepala Karantina Sumsel, drh. Sri Endah Ekandari, M.Si., menegaskan pentingnya kolaborasi aktif antara lembaga dan media untuk membangun citra positif serta menyampaikan informasi publik yang akurat, terbuka, dan berdampak.

“Karantina bukan hanya tentang pemeriksaan dan sertifikasi komoditas, tetapi juga bagaimana kita menyampaikan tugas dan peran tersebut secara humanis, cepat, dan akurat. Dalam situasi krisis, narasi yang dibangun akan menentukan kepercayaan masyarakat,” ujar Sri Endah.

Baca Juga:Sumsel Mandiri Pangan 2025: Gerakan dari Desa ke Kantor yang Bikin Warga Tak Lagi Bergantung

Kegiatan ini bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi menjadi ruang strategis untuk mempererat kemitraan antara Karantina Sumsel dan media massa sebagai mitra utama dalam menyuarakan informasi publik.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga dirancang untuk memperkuat kapasitas komunikasi para pegawai di tengah tantangan arus informasi yang semakin cepat dan sensitif.

Hadir sebagai narasumber, Lucia Weny Ramdiastuti, mantan Pimpinan Redaksi Tribun Sumsel menekankan bahwa transformasi komunikasi dari yang bersifat reaktif menjadi proaktif adalah kunci membangun kepercayaan publik.

“Masyarakat butuh informasi yang jelas, edukasi risiko yang mudah dipahami, serta akses komunikasi yang terbuka dan cepat,” tegasnya.

"Karantina harus mampu tampil sebagai “guardian yang friendly”, bukan sekadar penjaga yang formal dan kaku. Narasi institusi perlu diubah dari sekadar penyampai kebijakan, menjadi figur yang hadir dengan empati, aksi nyata, serta humanisasi petugas sebagai pahlawan penjaga keamanan hayati," sambung Weni

Baca Juga:Koperasi Merah Putih Jadi Harapan Baru Ekonomi Desa, Ini Gebrakan OJK dan Pemprov Sumsel

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Karantina Sumsel dalam mengembangkan komunikasi yang efektif dan strategis, tidak hanya sebagai penyampai informasi teknis, namun juga membangun kepercayaan dan citra lembaga di mata publik dan pemangku kepentingan.

Dengan berlangsungnya Coffee Morning ini, Karantina Sumsel berharap sinergi yang baik dengan insan pers dapat terus ditingkatkan. Di era digital yang serba cepat dan terbuka, komunikasi publik yang andal menjadi kebutuhan utama untuk menjaga reputasi institusi dan pelayanan kepada masyarakat.

Muhamad Fajar Wiko, Ketua AJI Palembang Coverage Sumsel, yang hadir sebagai pemateri juga menambahkan bahwa digital storytelling dan strategi media relations di era keterbukaan informasi diperlukan.

"Support untuk menambah wawasan dari sisi karantina Sumsel dan saling komunikasi dua arah antara media dan pihak narasumber, yang dalam hal ini narasumber utama Ibu Kepala Karantina Sumsel. Sehingga bisa terjalin sinergitas pentahelix," terang Feny, peserta kegiatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini