Untuk sore, nikmati Martabak HAR (Haji Abdul Rozak), martabak telur yang disiram kuah kari dan sambal khas Palembang. Rasanya melegenda!
Alternatifnya, coba celimpungan—pempek pipih dalam kuah santan kuning yang kaya rempah. Hangat dan nikmat untuk mengisi perut jelang malam.

19.00 – 21.00 WIB: Makan Malam Pindang Ikan Patin atau Pindang Tulang
Malam hari waktunya makan berat. Pindang adalah menu favorit warga lokal, apalagi pindang patin dengan kuah pedas-asam dari nanas dan serai.
Baca Juga:Menembus Batas Digital, Karantina Sumsel dan Media Satukan Langkah Edukasi
Kalau ingin sensasi berbeda, pesan pindang tulang—daging iga sapi empuk dalam kuah merah menyala yang menggoda.
Rekomendasi tempat: RM Pindang Musi Rawas, Pindang Meranjat Riu, atau RM Pak Raden.
22.00 – 24.00 WIB: Late Night Snack – Model, Tekwan, dan Laksan
Malam belum usai tanpa menyantap model (pempek tahu kuah udang bening) dan tekwan, semacam bakso ikan dengan bihun, jamur, dan irisan bengkuang.

Jika masih ingin kuah santan, laksan bisa jadi pilihan. Disajikan hangat, cocok untuk menutup hari penuh kuliner.
Baca Juga:Sumsel Mandiri Pangan 2025: Gerakan dari Desa ke Kantor yang Bikin Warga Tak Lagi Bergantung
Dalam satu hari, kamu bisa merasakan perjalanan rasa dari gurih santan, asam-pedas, hingga manis tradisional. Kuliner Palembang bukan sekadar makanan—ia adalah bagian dari budaya, tradisi, dan identitas. Itinerary ini bukan hanya soal kenyang, tapi juga mengenal Palembang lebih dalam lewat rasa.
Selamat mencoba!