Adapun penyaluran kredit per April 2025 didominasi oleh Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan, dengan nilai Rp57,83 triliun, meningkat 6,40 persen (yoy).
Sektor ini memegang pangsa pasar 10,74 persen dari kredit/pembiayaan nasional pada sektor yang sama.
Ini menegaskan posisi strategis Sumbagsel sebagai lumbung pangan dan sumber daya alam.
Dari sektor Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa, yang mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 37,08 persen, mencapai Rp6,44 triliun.
Baca Juga:SEF 2025: Sumsel Produksi Padi Ke 5 Nasional, Tapi Indeks Ketahanan Pangan Terpuruk?
Ledakan pertumbuhan di sektor ini bisa menjadi indikator geliat investasi properti dan aktivitas jasa yang meningkat pesat di wilayah Sumbagsel.
Arifin mengatakan perbankan Sumbagsel juga menunjukkan komitmen pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penyaluran kredit/pembiayaan kepada UMKM mencapai Rp120,60 triliun, merepresentasikan 39,03 persen dari total penyaluran kredit di Sumbagsel.
Angka ini tumbuh 4,11 persen (yoy).
"Persentase penyaluran kredit UMKM Sumbagsel ini berada di atas target minimal porsi penyaluran kredit/pembiayaan UMKM nasional yaitu 30%. Ini menunjukkan UMKM di Sumbagsel mendapatkan dukungan permodalan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi lokal," ujar Arifin.
Kinerja positif perbankan ini tak lepas dari dukungan ekosistem keuangan yang stabil, yang juga ditopang oleh peningkatan edukasi dan pelindungan konsumen oleh OJK.
Baca Juga:Mengejutkan! Angka Kesakitan Sumsel Naik Drastis, Tapi Laki-laki Lebih 'Kuat' dari Perempuan?
OJK terus bersinergi dengan berbagai Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Lembaga Jasa Keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Berbagai program strategis telah dicanangkan untuk tahun 2025, termasuk "Aksi Pangan Sumatera Selatan 2025", "Desa Sumsel Terus Maju – Desa Ekosistem Keuangan Inklusi", "Sumsel Religius Berekonomi Syariah", "Sumsel Gencarkan & Youngpreneur Summit 2025", dan "Sumsel Wonderful 2030".
Program-program ini dirancang untuk tidak hanya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, tetapi juga secara langsung mendukung sektor-sektor produktif dan pariwisata daerah.
Secara keseluruhan, data OJK per April 2025 memberikan gambaran optimis tentang sektor perbankan di Sumbagsel.
Dengan pertumbuhan aset yang solid, fungsi intermediasi yang aktif didukung oleh kredit konsumsi dan UMKM, serta kualitas NPL yang terjaga, perbankan di wilayah ini tampaknya siap menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
"Namun, tantangan global dan domestik tetap ada, sehingga kewaspadaan dan inovasi tetap menjadi kunci," ungkap Arifin.