SuaraSumsel.id - Harga emas di Palembang kembali mengalami kenaikan.
Berdasarkan pantauan di sejumlah toko emas di kawasan Jalan Rustam Effendi atau yang lebih dikenal dengan kawasan Megaria Pasar 16 Ilir, harga emas perhiasan untuk model kalung dan gelang kini mencapai Rp10.450.000 per suku, sedangkan untuk model cincin sedikit lebih tinggi, yakni Rp10.500.000 per suku.
Kenaikan harga emas perhiasan ini terjadi setelah sempat turun pada awal Juni 2025 lalu, yang saat itu berada di angka Rp10.250.000 per suku.
Dalam beberapa pekan terakhir, tren harga emas di pasaran perlahan kembali merangkak naik, mengikuti kondisi pasar global dan tren permintaan lokal.
Baca Juga:The Rise of Kingdom of Berbari, Animasi Lokal Palembang yang Angkat Dulmuluk ke Layar Digital
Tak hanya emas perhiasan, harga emas batangan di Palembang juga menunjukkan kenaikan.
Di Galeri 24 Pegadaian Area Palembang, harga emas batangan untuk ukuran 1 gram saat ini dibanderol Rp1.910.000, naik tipis dibandingkan sebelumnya di harga Rp1.896.000 per gram.
“Ada kenaikan, walaupun tidak terlalu signifikan. Tapi tren naiknya tetap terasa,” ujar Marketing Regional Galeri 24 Pegadaian Area Palembang, Ricky Darmawan-melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Rabu (11/6/2025).
Kenaikan harga emas ini ternyata sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat Palembang untuk berinvestasi emas.
“Minat masyarakat terhadap investasi emas meningkat tajam. Kondisi ini berdampak positif terhadap penjualan emas di Palembang,” jelasnya.
Baca Juga:Viral Pegawai Pemkot Palembang Dikeroyok di Kantor, Diduga Dipicu Masalah Pekerjaan
Berdasarkan data Pegadaian hingga April 2025, konsumsi emas masyarakat mengalami kenaikan yang mencengangkan, yakni naik lima kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Tren pembelian tertinggi terjadi untuk emas batangan atau logam mulia, sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Novryandi menambahkan, salah satu pemicu melonjaknya konsumsi emas adalah meningkatnya literasi masyarakat mengenai investasi dan keamanan menyimpan emas. Menariknya, tren ini tidak hanya didominasi oleh orang tua, melainkan juga mulai diminati oleh generasi muda.
“Sekarang generasi muda juga sudah paham pentingnya memiliki instrumen investasi yang aman seperti emas. Jadi pembelinya semakin beragam,” ungkapnya.
Fenomena naiknya harga emas ini juga terlihat jelas dari ramainya toko-toko emas di kawasan pasar tradisional Palembang, seperti Pasar 16 Ilir. Sejumlah pedagang mengaku penjualan mereka meningkat, terutama untuk model kalung, gelang, dan cincin.
“Banyak yang beli untuk investasi, ada juga yang buat persiapan pernikahan. Tapi rata-rata sekarang orang beli untuk disimpan,” ujar Tika, salah satu pedagang emas di kawasan Megaria Pasar 16 Ilir.

Dengan tren kenaikan harga yang terus bergerak, masyarakat pun mulai mempertimbangkan membeli emas lebih awal sebelum harga semakin melambung.
Fenomena ini terlihat jelas di sejumlah toko emas perhiasan maupun galeri logam mulia di Palembang.
Para pembeli, baik yang berpengalaman maupun yang baru mulai mengenal investasi, berbondong-bondong mendatangi pusat-pusat penjualan emas.
Mereka tak ingin ketinggalan momen sebelum harga naik lebih tinggi lagi. Apalagi, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global saat ini, emas tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang paling stabil dan aman.
Ketika nilai mata uang berfluktuasi, harga saham naik turun, hingga ancaman inflasi menghantui, emas justru berdiri kokoh sebagai pelindung nilai (safe haven).
Bagi sebagian masyarakat Palembang, membeli emas bukan hanya untuk investasi jangka panjang, tetapi juga sebagai bentuk warisan kekayaan keluarga.
Hal ini membuat lonjakan permintaan emas saat momen pasca Lebaran semakin terasa, terlebih lagi masyarakat memiliki sisa dana atau tunjangan hari raya yang belum terpakai.
Tidak mengherankan jika akhirnya minat beli emas di Palembang melonjak hingga lima kali lipat, menjadikan Palembang salah satu wilayah dengan pertumbuhan permintaan emas tertinggi di Sumatera Selatan saat ini.