Salah satu warga, Eko, menjadi contoh nyata dari dampak kelangkaan tersebut.
Sejak pagi buta, ia telah berkeliling dari satu SPBU ke SPBU lain demi mendapatkan pertalite.
Namun usahanya sia-sia. Tidak satu pun SPBU yang ia datangi memiliki stok pertalite yang bisa dibeli.
“Daripada mogok di jalan, saya beli pertamax, walau berat di kantong,” ujarnya dengan nada kecewa. Pilihan membeli pertamax terpaksa diambilnya, meski selisih harga yang cukup tinggi menjadi beban tersendiri bagi pengeluaran harian.
Baca Juga:Eks Teller BNI Palembang Gelapkan Rp5,2 Miliar demi Umroh, Uang Nasabah Raib
Situasi ini tidak hanya dirasakan oleh pengguna kendaraan pribadi. Puluhan sopir truk dan pengemudi ojek juga terlihat terpaksa menunggu di sekitar area SPBU dengan harapan pasokan solar atau pertalite segera datang.
Sebagian besar dari mereka menggantungkan mata pencaharian pada kendaraan, sehingga ketiadaan BBM subsidi sangat mempengaruhi penghasilan mereka.
![Antrean di SPBU di Baturaja Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/17/75770-antrean-di-spbu-di-baturaja-ogan-komering-ulu.jpg)
Masyarakat berharap besar pada Pertamina agar segera menyelesaikan persoalan keterlambatan distribusi ini.
Keluhan mulai ramai dibicarakan di media sosial dan forum warga lokal, menandakan keresahan yang meluas.
Mereka meminta agar sistem penyaluran BBM kembali berjalan normal, sehingga kebutuhan energi di Baturaja tidak lagi tersendat.
Baca Juga:Cemburu Buta, Polisi di Palembang Aniaya Mantan dan Arahkan Pistol ke Warga
Melansir ANTARA, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan meyampaikan bahwa pihaknya terus memastikan ketersediaan BBM di wilayah Baturaja, Kabupaten OKU.