SuaraSumsel.id - Menteri Pertanian atau Mentan Syahrul Yasin Limpo meminta Sumsel memaksimalkan upaya mengatasi ancaman kekeringan ekstrem yang diprediksi akan terjadi pada puncak El Nino, Agustus mendatang.
Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu produktivitas pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Pernyataan Mentan Syahrul Yasin Limpo disampaikan kepada wartawan usai memimpin rapat koordinasi lintas sektoral terkait antisipasi kekeringan ekstrem di Palembang, Senin.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak El-Nino tersebut bakal dialami Indonesia pada Agustus hingga akhir tahun ini.
"Terutamanya di Sumsel ini selaku salah satu dari enam daerah penyangga pangan nasional maka antisipasinya mesti maksimal. Hal ini jadi perhatian serius Pak Presiden," ujarnya.
Baca Juga:Makin Ramai Bacaleg Pasang Baliho Dan Spanduk, Bawaslu Sumsel Ingatkan Jangan Langgar Hal Ini
Mentan Syahrul memaparkan ada beberapa upaya antisipasi yang mesti dilakukan pemerintah daerah diantaranya mengidentifikasi sekaligus memetakan lokasi terdampak kekeringan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.
Kemudian, meningkatkan ketersediaan alsintan dan cadangan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi.
"Lalu menyediakan benih yang tahan kekeringan setidaknya untuk 1.000 hektare lahan, pupuk organik terpusat dan mandiri, sekaligus mengarahkan petani mempercepat tanam mengejar sisa hujan," kata Mentan.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat jumlah produksi beras di Sumsel terakhir tahun 2022 mencapai 743 ribu ton atau meningkat dari tahun 2021 yang sebesar 622 ribu ton.
"Jadi hasil produksi beras di Sumsel sebenarnya sudah sangat baik, bahkan over stock. Maka dari itu perlu diperhatikan untuk Sumsel ini demi kepentingan bangsa," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Baca Juga:Jalan Tol Jambi-Betung Sumsel Bikin Sosok Ini Kaya Mendadak, Terima Uang Rp 19 Miliar