Kini Tempe Bukan Sekadar Tempe, di Kampung Tempe Tertua Palembang

Komoditas tempe sudah bukan hanya sekadar tempe di kampung tempe tertua di Palembang, Sumsel.

Tasmalinda
Kamis, 10 November 2022 | 13:51 WIB
Kini Tempe Bukan Sekadar Tempe, di Kampung Tempe Tertua Palembang
Kampung tempe di Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

Ponco, pengrajin dengan merek jual tempe Joko Widodo ini tergabung bersama pengrajin lainnya mengelola limbah tempe secara komunal. Limbah tempe sudah tidak lagi dibuang ke sungai melainkan dikumpulkan di dalam tank-tank yang ditanamkan di areal tanah pekarangan yang setidaknya dengan tiga perlakuan.

Limbah dalam bentuk cair awal diproses di tank biotek, lalu dilakukan fermentasi dengan hasil akhir air yang bersih. Air limbah tidak pula dibuang ke sungai, namun dijadikan media pembudidayaan ikan lele di ember-ember besar. Air limbah juga menjadi media tanam hidroponik, bagi tanaman sawi dan sejenisnya.

“Limbah tempe yang dikumpulkan dalam tank kapasitas 1.600 kubik itu, bisa menampung banyak limbah dari pengrajin. Seperti saya, yang memproduksi setiap hari, limbah cairnya sekitar 2-3 kubik. Tank ini memanfaatkan tenaga listrik yang juga berasal dari pembangkit sinar matahari. Benar-benar ramah lingkungan,” ujar Poco.

“Konsep kampung pangan kreatifnya, yakni tidak hanya mengandalkan tempe sebagai sumber pangan, dilengkapi ikan, dan sayur. Tempe kini bukan sekadar tempe,” katanya.

Baca Juga:Mengulik Benteng Kuto Besak, Cagar Budaya Sumsel Terancam Rusak di Bulan Pahlawan

“Tidak hanya Sungai kian bersih,,warga juga bisa mendiversifikasikan produk pangan lainnya. Cukup pangan, artinya warga tercukupi gizi,” sambung Poco yang sudah bergelut di bisnis tempe sebagai generasi kedua.

Tidak hanya air limbah, kampung pangan kreatif juga mengenalkan tempe sebagai makanan siap saji. Di kampung ini, pengrajin juga mengolah tempe menjadi nugget, tauco hingga keripik tempe. Hal ini dilakukan agar tempe “ramah” di pasar online. Ketiga produk tersebut bisa dijual dalam jangka waktu lebih lama ketimbang menjual sekadar tempe.

Camat Plaju Ahmad Furqon mengungkapkan untuk kampung pangan inovatif dengan salah satunya komoditas tempe, setidaknya melibatkan satu RW dengan 5 RT sebagai percontohan. Program-program CSR Pertamina juga sejalan dengan program Gubernur Sumsel Herman Deru, Sumsel Mandiri Pangan.

Gubernur Herman Deru pun sempat mengapresiasikan kampung tempe ini dengan penampilan kampung yang apik. 

Kampung tempe di Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]
Kampung tempe di Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

“Saya pernah ke sana (Kampung tempe). Iya, kampungnya apik. Sumsel memang tengah menghidupkan kampung-kampung agar mandiri pangan. Sebagai langkah strategis mengendalikan laju inflasi yang cenderung naik karena faktor konsumsi, termasuk harga pangan. Jika bisa ditanam, dibuat, harusnya mandiri,” imbuh Gubernur Herman Deru, Senin (8/11/2022).

Baca Juga:Di Hari Pahlawan, Sumsel Berawan Dengan Potensi Hujan Lebat

Kampung Pangan Inovatif juga menghantarkan Kilang Pertamina Plaju menyabet penghargaan kategori Gold di ajang E2S Proving League 2022 pada kategori Impact on Environment Program yang digelar Energy & Mining Editor Society (E2S) bertajuk CSR Collaborations : Building Community Resilience and Local Livelihoods Generation, yang diikuti belasan perusahaan di seluruh Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini